Waspadai Sesar Cimandiri

“Mari kita saling mengingatkan, karena sejarah kegempaan sesar di Cimandiri perlu diwaspadai, “terangnua.

Sebelumnya, para ahli menyebutkan bahwa sesar Cimandiri memang lebih aktif dari sesar Lembang mengingat komponen tekanan utamanya berasal dari zona subduksi pertemuan dua lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang jaraknya 300 kilometer dari garis pantai.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempa Bumi Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014, disebutkan bahwa analisis bahaya gempa bumi yang memperhitungkan parameter sumber gempa bumi, penjalaran gelombang seismik, serta kerentanan tanah sudah secara detail ditulis.

Berdasarkan peta KRB tersebut, wilayah Jawa Barat terdiri dari KRB menengah yang berpotensi terlanda guncangan gempa bumi dengan intensitas VII-VIII MMI, serta KRB tinggi yang berpotensi terlanda guncangan gempa bumi dengan intensitas lebih besar dari VIII MMI.

KRB tinggi berlokasi di wilayah yang berdekatan dengan sumber gempa bumi dan daerah yang dengan sifat fisis tanah yang sangat lunak. Bahkan didaerah yang pernah mengalami gempa dimasa dulu kemungkinan akan terjadi gempa bumi lagi, namun meski belum ada yang tau dan memprediksi waktu dan kekuatan itu. Sudah seharusnya tetap Wapada.

Sementara itu, Bupati Sukabumi Marwan Hamami menyebutkan saat ini kondisi wilayah Kabupaten Sukabumi masih belum siap untuk menghadapi bencana, salah satunya alat dan konsisi Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih kurang pengetahuan soal kebencanaan. Bahkan dirinya meminta kepada pusat untuk memberikan alat Tsunami Early Warning System (TEWS) atau alat deteksi dini tsunami diwilayah Kabupaten Sukabumi.

“Hanya di daerah Palabuhanratu dan Cisolok saja yang masih aktif, sisanya yang berada di beberapa titik kondisinya sudah usang, alatnya tidak berfungsi lagi dan lapuk,” katanya di Sukabumi, Rabu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *