Update Tol Bocimi Seksi III Cibadak-Sukabumi Barat, Dilirik Investor Baru

Kepastian kelanjutan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) seksi III Cibadak-Sukabumi Barat dengan Exit Tol Cibolang ditentukan pada bulan September mendatang
Kepastian kelanjutan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) seksi III Cibadak-Sukabumi Barat dengan Exit Tol Cibolang ditentukan pada bulan September mendatang

SUKABUMI — Kepastian Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi) Seksi III Cibadak-Sukabumi Barat dengan Exit Tol Cibolang mulai menemui jalan terang.

Setelah adanya wacana Tol Bocimi Seksi III Diteruskan PT Hutama Karya (Persero) melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dari PT Waskita Karya (Persero).

Bacaan Lainnya

Kini Tol Bocimi Seksi III disebut-sebut dilirik investor baru yakni PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI dikabarkan tertarik mengambil alih proyek.

Tidak tanggung-tanggung, PT SMI ini tertarik menyelesaikan Sukabumi Barat hingga Sukabumi Timur.

Kepastian tersebut, disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat ditemui usai konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2024 di Jakarta, belum lama ini.

“Kemarin waktu peresmian Bocimi kebetulan ada SMI, SMI mau masuk untuk menyelesaikan Bocimi,” ujar Basuki kepada wartawan.

Pada awalnya, jalan tol tersebut direncanakan akan diambil alih oleh PT Hutama Karya (Persero) melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).

Oleh karena itu, nantinya Hutama Karya akan beralih menyelesaikan proyek jalan tol PT Waskita Karya (Persero) Tbk di ruas Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS).

“Rencananya dulu ada PMN ke HK untuk menyelesaikan Bocimi. Karena SMI mau masuk, kami akan ke Kementerian Keuangan, PMN-nya tetap di HK tapi untuk nambahin Trans-Sumatera,” imbuh Basuki.

Sebelumnya, Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengatakan Terkait kepastian penggarapan termasuk soal pendanaannya, akan diputuskan pemerintah pada September 2023 mendatang.

Pasalnya, ada opsi kalau PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang berminat masuk untuk mendanai proyek Tol Bocimi Seksi III.

“Tapi mungkin dengan adanya informasi SMI itu, mungkin SMI akan masuk ke Bocimi, sehingga HK (Hutama Karya) seluruhnya di Sumatera. Target finalnya akhir September ya,” ungkap dia.

Saat ini dukungan pendanaan untuk penggarapan proyek itu awalnya bersumber dari Penyertaan Modal Negara (PMN) tambahan tahun anggaran 2023 untuk HK senilai Rp 12,5 triliun. Langkah ini sekaligus menjadi tambalan dari batalnya PMN bagi Waskita Karya Rp 3 triliun.

“Jadi ini ada wacana, program pemerintah itu PMN-nya karena Waskita sedang sibuk dengan restruktutisasi, maka PMN nya akan digunakan untuk HK sebesar Rp 12,5 triliun, dimana itu nanti, rencana semula ya, itu Hutama Karya diminta menyelesaikan Bocimi tahap III dan Kapal Betung,” ujarnya

Awalnya diproyeksikan kebutuhan dana untuk membangun Tol Kapal Betung Tahap II sekitar Rp 10 triliun. Artinya, Rp 2,5 triliun sisanya akan digunakan untuk proyek Tol Bocimi Seksi III.

Jika ternyata SMI sepakat masuk ke Tol Bocimi, maka PMN Rp 12,5 triliun yang rencananya masuk ke HK pada 2024 itu akan dioptimalkan untuk mengerjakan proyek-proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang jadi fokus garapan HK.

Kendati begitu, Budi menegaskan kalau opsi-opsi ini masih dalam pertimbangan matang berbagai stakeholder.

“Ya ini kan wacananya banyak, karena Bocimi ini kan jalur bagus. Jadi SMI pun berminat masuk juga, mudah-mudahan nanti SMI jadi masuk ke Bocimi sehingga yang Rp 2,5 triliun ke HK itu bisa digunakan yang di Sumatera,” jelasnya.

Senada, Wakil Direktur Utama Hutama Karya, Aloysius Kiik Ro mengatakan tugas HK untuk melanjutkan proyek yang awalnya digarap Waskita Karya. Dia menyebut, pihaknya ditugaskan pemerintah untuk menyelesaikan proyek tersebut menyoal Waskita yang tengah fokus dalam proses restrukturisasi.

“Kita tidak usah (menyebut) pengalihan-pengalihan, butuhnya katanya (misalnya) Rp 10 triliun di Kapal Betung, nah nanti kita setor Rp 10 triliun. Hitung-hitungannya nanti, Rp 10 triliun itu setara berapa persen (saham), begitu saja,” ujar Aloysius.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Hutama Karya Eka Setya Adrianti pun sepakat. Menurutnya konsep yang berlaku bukan ambil alih saham.

“Konsepnya bukan ambil alih saham. Jadi kita masuk, bergabung dengan mereka. Jadi kalau mereka (Waskita) sudah bangun 50 persen, kita selesain 50 persen,” ungkap Eka.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *