Tangapan Kades Sukaresmi Cisaat, Usai Didemo Warga Akibat Status WhatsApp Ajak Sparing

Kepala Desa Sukaresmi, Jalaludin mengklarifikasi bahwa persoalan Status WhatAps
MENJELASKAN : Kepala Desa Sukaresmi, Jalaludin mengklarifikasi bahwa persoalan Status WhatAps merupakan kesalahan pahaman.(Foto : ist)

SUKABUMI — Usai puluhan warga yang tergabung dalam Alinasi Warga Desa Sukaresmi (AWDS), berbondong-bondong menggeruduk kantor Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat pada Selasa (05/07). Kepala Desa Sukaresmi, Jalaludin mengklarifikasi bahwa persoalan tersebut merupakan kesalahan pahaman.

Dirinya menilai bahwa status WhastApp itu, bukan untuk ditunjukkan kepada pribadi atau seseorang. Namun, akibat status WhatsApp dirinya yang salah faham akhirnya berkepanjangan dan dianggap persekusi warga hingga berujung pada aksi unjuk rasa.

Bacaan Lainnya

“Saya hanya meluapkan kekesalan pribadi, bukan ke warga Sukaresmi. Permasalahan awal saya membuat status WhatsApp adalah karena ada permasalahan pribadi saya,” jelasnya.

Saat ia membuat status di WhtasApp pribadi,  kemudian mereka atau warga kirim ke grup WhatsApp Karang Taruna Desa Sukaresmi. Sewaktu itu, ia menyarankan apabila ada hal yang dipertanyakan, agar tidak menanyakannya di group WahtasApp. Namun, ditanyakan langsung kepada kepala desa secara langsung.

“Kemarin sudah audiensi baik-baik sudah beres. Dikira hari ini tidak ada demo. Namun saya apresiasi kepada kawan-kawan yang memberikan saran dan kritik lebih baik,” imbuhnya.

Untuk itu, jika status pada WhatsApp pribadinya ini dianggap melukai warga Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat, maka ia dengan hati yang tulus telah meminta maaf.

“Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada warga dan melukai kawan-kawan. Tidak ada maksud ke arah sana. Saya sudah jelaskan bahwa status itu bukan untuk warga saya. Itu untuk internal saya pribadi,” pungkasnya.

Sebelumnya,  Puluhan pemuda sengaja mendatangi kantor desa untuk melakukan aksi unjuk rasa untuk menyampaikan kekecewaanya terhadap kepala desa yang diduga mempersekusi terhadap kedua orang warganya.

Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, petugas gabungan dari Polri dan TNI telah diterjunkan di kantor desa guna melakukan pengamanan dalam mengantisipasi adanya anarkisme warga.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Radar Sukabumi, aksi unjuk rasa ini, bermula dari tulisan status WhtasApp milik kepala desa yang tersebar, “Hayo atulah gera auden dei, hayang ngala Huntuna ada sok pinter bodo batur dasar euweuh otakan,, hayu ah sparingan, hayang panggih diluar secara pribadi (Ayo ingin segera audensi lagi, ingin rontokan giginya, ada yang so pintar, membodohkan orang lain, dasar tidak punya otak,, ayo kita sparring atau duel, ingin ketemu di luar secara pribadi, red)

Status WhatsApp Kades Ngajak Sparing

Koordonator Aliansi Warga Desa Sukaresmi, Rizki Rabiul Tsani mengatakan, ia bersama puluhan warga sengaja mendatangi kantor desa setelah melihat tulisan status yang berkaitan dengan ulah kepala desa yang disinyalir mempersekusi terhadap kedua orang warganya.

“Iya, awalnya kami melihat dari status WhatsApp Pak Kades yang bernada intimidasi. Isi pada statusnya itu ingin mencabut gigi seorang warga. Bukan hanya itu, Kades juga mengajak berantem atau sparing,” kata Rizki.

Untuk itu, setelah mengetahui hal tersebut ia bersama warga lainnya langsung naik vitam dan segera bergegas mendatangi kantor Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat. Setiba di kantor desa, mereka langsung melakukan orasi sambil membawa kedua warga yang diduga menjadi korban persekusi kepala desa tersebut.

“Intinya, yang menjadi sorotan kami adalah terkait perilaku dan tutur bahasa seorang kepala desa yang sepatutnya tidak dilakukan,” paparnya.

Menurut Rizki, emosi warga semakin menjadi saat melihat video persekusi tersebut mengajak duel sparring selama 15 menit terhadap warga. Yakni Lui Andrian dan Indra Risandi. Bahkan, Indra Risandi diajak duel selama 15 menit dan meminta kirim lokasi agar dia bisa datang.

Pos terkait