Tak Disangka! Aksi Perampokan di Cijeruk Didalangi Sekdes

RADARSUKABUMI.com – Oknum pejabat desa berinisial A ternyata dalang dari aki perampokan rumah tokoh yang terjadi di Kampung Babakan Haruman, RT 04/02, Desa Cibalung, Kecamatan Cijeruk, pada Rabu (15/1).

Sambil tertunduk, A yang wajahnya tertutup topeng hitam cuma bisa pasrah saat Polres Bogor gelar perkara kasus perampokan dan penyekapan di Cijeruk. A yang belum setahun menjabat sebagai sekretaris desa (sekdes) menjadi otak perampokan sadis pasangan suami istri (pasutri), Iyen dan Aip. Sampai-sampai, korbannya disekap di kamar dengan mulut dibekap lakban dan diikat tali.

Bacaan Lainnya

Pejabat desa itu juga tak segan menodongkan golok ke arah korban saat beraksi. Menurut keterangan polisi, A tak bekerja sendiri. Ia dibantu tujuh orang lainnya. Enam dari delapan komplotannya pun akhirnya berhasil dibekuk.

Kapolres Bogor, AKBP M Joni, menjelaskan berdasarkan keterangan dari para pelaku, salah satu dari mereka masih aktif menjabat sebagai Sekdes.

“Dia (Sekdes) merupakan salah satu otak sekaligus dalang, dari tindak kejahatan ini,” kata Joni, kemarin. “Tugasnya mengancam korban sambil menakut-menakutinya dengan sebilah golok yang dipakai untuk mengancam korban,” sambungnya.

Menurutnya, apa yang dilakukan Sekdes tersebut bukan karena dendam. Melainkan murni tindak kejahatan.

“Bukan karna dendam. Emang karna untuk memperkaya diri dengan cara merampok seperti ini. Jadi bukan karna motif lain, tapi murni perampokan,” ucap dia.

Tak hanya itu, enam pelaku tersebut termasuk Sekdes, merupakan residivis dengan tindak kejahatan yang sama.

“Mereka semuanya adalah residivis Bogor. Atas tindakan ini mereka kita kenakan Pasal 365 KUHP, tentang tindak pidana pencurian dengan kekerasan, dengan hukuman rata-rata diatas 10 tahun penjara,” ujarnya.

Disisi lain, kasus perampokan ini berhasil terungkap setelah korban melaporkan kejadian ini ke aparat kepolisian. Korban mengaku menjadi korban perampokan pada Rabu (15/1) sekitar 02:00 WIB.

Perampokan berlangsung saat penghuni rumah tengah terlelap tidur. Pelaku masuk melalui salah satu jendela rumah, yang dicungkil menggunakan senjata tajam. Setelah masuk, pelaku yang berjumlah delapan orang langsung melakukan penyekapan terhadap korban.

“Kaki dan tangan korban diikat menggunakan tali, sementara mulut mereka dilakban agar tak melawan,” kata Kapolsek Cijeruk, Kompol Nurahim.

Para pelaku juga sempat mengancam korban dengan sejumlah senjata tajam, agar korban tak melawan. Sambil menyekap korban, para pelaku menggasak hampir seluruh barang berharga milik korban yang berada di dalam rumah.

Diantaranya, dua unit kendaraan roda empat, sepeda motor, seperangkat perhiasan emas dengan berat total sebanyak 30 gram, surat-surat berharga, tiga telepon seluler serta uang tunai senilai Rp9 juta.

Selang tiga hari melakukan pengejaran dan pengembangan, pihak kepolisian berhasil menangkap enam dari delapan pelaku ditempat berbeda. Diantaranya di wilayah Banten, Sukabumi, Cianjur dan Kabupaten Bogor.

Enam pelaku yang berhasil dibekuk ini berinisial AH, L, A alias E, MW alias K, S alias I dan R alias H. Dari ke enam pelaku, satu pelaku mesti menerima timah panas pada bagian kakinya, lantaran melakukan perlawanan saat diamankan petugas.

“Dari para pelaku didapati sejumlah barang bukti berupa benda yang digunakan ketika mencuri. Serta barang lainnya milik korban. Seperti satu golok, satu cincin emas beserta suratnya, satu unit telepon seluler, STNK mobil Pick Up merk Mitsubishi, satu buku KIR. Sementara dua pelaku lagi masih buron,” ujarnya.

“Awas kalau teriak, saya tembak..!” pekik Iyen sembari menirukan suara para perampok sadis yang menyatroni rumah tokonya di RT 04/02, Desa Cibalung, Kecamatan Cijeruk. Dengan suara terbata-bata, istri Aip yang berprofesi sebagai wiraswasta itu menceritakan betapa mencekamnya Rabu (15/1) dini hari, saat sepuluh perampok menggasak isi rumah sembari membekapnya beserta suami dan dua anaknya.

Tak tanggung-tanggung, dua kendaraan roda empat, satu sepeda motor, hingga barang dagangan pun ludes digondol rombongan perampok tersebut.

Rumah toko sembako di pinggir jalan desa itu tiba-tiba jadi perbincangan warga setempat lantaran jadi korban komplotan perampok bertopeng. Pasalnya, komplotan perampok itu secara sadis masuk rumah, menyekap dan mengancam korban dengan senjata tajam lalu menggasak berbagai barang berharga.

Iyen menceritakan, kejadian itu bermula pada Rabu (5/1) dini hari saat ia dan keluarga tengah tertidur lelap. Tiba-tiba sekitar pukul 02:00 WIB, kawanan perampok bertopeng membawa senjata tajam jenis golok masuk rumah lalu menyekap pemilik beserta kedua anaknya yang berumur sembilan dan lima tahun di kamar korban.

Mereka diikat menggunakan lakban. Ia memperkirakan para pelaku berjumlah sepuluh orang dan masuk rumah dengan cara menaiki pagar halaman samping dan belakang kamar mandi. Lalu masuk ke kamar korban.

“Suami saya lagi tidur langsung diikat. Lalu saya dengar suara berisik, saya bangun dan langsung dibekap juga. Mereka ngancam supaya menyerahkan harta benda, uang dan perhiasan, sambil goloknya nempel di leher saya dan suami. Mereka juga mengancam menggorok leher anak saya kalau saya teriak,” katanya kepada pewarta.

(mtr/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *