Soal Bukit Algoritma, Budiman Sudjatmiko : Industri Pengetahuan Pertama Ada di Sukabumi

Budiman Sudjatmiko sebagai pendiri Gerakan Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko dalam acara peresmian Bukit Algoritma, Rabu (7/4/2021). (Foto: Istimewa)

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko membeberkan ihwal wacana pembangunan Bukit Algoritma di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Budiman yang juga sekaligus pendiri Gerakan Inovator 4.0 menyebutkan bahwa pembangunan mega proyek tersebut akan menjadi pusat riset ilmu pengetahuan dan teknologi pertama dan terbesar di Indonesia.

“Ya itu akan menjadi pusat riset ilmu pengetahuan dan teknologi, baik itu pertanian, digital, dan sebagainya yang terbesar dan pertama di Indonesia. Dan itu ada di Sukabumi,” kata Budiman melalui sambungan telpon kepada Radar Sukabumi, Senin (12/4/2021).

Bacaan Lainnya

Konon Bukit Algoritma terinspirasi oleh silicon valley-nya Steve Jobs dengan Apple dan Mark Zuckerberg dengan Facebook. Namun di sini, jelas anggota DPR RI periode 2014-2019, Bukit Algoritma di Sukabumi memiliki ciri khas tersendiri dengan berbasis kearifan lokal di Indonesia.

“Kita punya teknologi berbasis pertanian, kesehatan, nano teknologi. Ya kecerdasan buatannya berbasis pemahaman budaya lokal Indonesia. Dan ini akan jadi kekuatan ekonomi Indonesia,” paparnya.

Dalam pembangunannya, beber membutuhkan anggaran senilai 1 miliar euro atau setara dengan Rp18 triliun yang berasal dari investor baik dalam maupun luar negeri.

“Anggarannya 100 persen dari investor. Artinya tidak ada sepeser rupiah pun dari APBN. Jadi kami lakukan kerjasama dengan sejumlah pihak, lalu dalam pelaksanaannya sendiri adalah pemerintah,” ujar Budiman.

Budiman menyebutkan bahwa proyek Bukit Algoritma hasil dari kerjasama operasional (KSO) dua investor yang tergabung dalam PT Kiniku Bintang Raya. Disebutkan juga bahwa kawasan pusat riset teknologi dibangun di atas lahan seluas 888 hektare di Cikadang dan Cibadak, Sukabumi.

“Kebetulan di sana ada tanah yang kemudian didukung oeh Pemkab Sukabumi dan Pemprov Jabar untuk dimasukkan kepada projek kawasan ekonomi khusus (KEK). Jadi ini memang sudah lama diusulkan, kemudian kami transform ke projek yang lebih serius lagi,” ungkapnya.

Untuk pembangunannya sendiri, imbuh Budiman, membutuhkan tiga tahap pembangunan. Jika ditotal secara keselurhan menghabiskan waktu 11 tahun.

“Tahap pertama tiga tahun, tahap kedua lima tahun dan tahap ketiga tiga tahun. Jadi total ada 11 tahun. Ya direncanakan selesai (tahun 2032), tapi mudah-mudahan bisa selesai lebih cepat,” tutur Budiman. “Kita punya semangat dan optimsime bahwa Bukit Algoritma di Sukabumi menjadi ‘silicon valley’ ekosistem invovasi teknologi di Indonesia yang kemudian akan memberikan dampak positif teradap perkonomian Indonesia,” tuntasnya. (izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *