Setelah Tol Bocimi, Kini Sukabumi Disasar Tol Cibadak-Palabuhanratu

Pembangunan tol di Sukabumi

SUKABUMI – Sukabumi menjadi salah satu daerah sasaran berbagai pembangun strategis nasional. Mulai dari Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi), double track, bandar udara. Kini, Kementrian PUPR berencana membangun tol Tol Cibadak-Palabuhanratu yang diagendakan dimulai pada Desember ini.

Namun demikian, rasanya masyarakat Sukabumi harus mempersiapkan diri agar dapat menyesuaikan dengan berbagai pembangunan strategsi tersebut. Baik itu dampak positif maupun dampak negatifnya.

Bacaan Lainnya

I Hendi Faizal, Arsitek Sekaligus Pengamat Tata Perkotaan mengungkapkan, berbagai paket kebijakan pusat terkait pembangunan infrastruktur di Sukabumi merupakan bagian dari pembangunan Jabar selatan.

“Cukup menarik memang melihat Sukabumi sebagai bagian dari Jabar Selatan yang saat ini tengah diprioritaskan oleh Pemerintah pusat, mulai dari Tol Bocimi, Dobel trek, Bandara, hingga yang terbaru adalah Tol Cibadak Palabuhanratu,” ungkapnya kepada Radar Sukabumi saat dihubungi, Minggu (20/12/2020).

Kang Egon, sapaan karib I Hendi Faizal ini mengungkapkan, Tol Cibadak Palabuhanratu merupakan penambahan paket dari Tol Bocimi. Menurutnya, Tol Cibadak Palabuhanratu ini bisa membuat konektivitas antara ibu kota Indonesia dan ibu kota Kabupaten Sukabumi, yakni Palabuhanratu terhubung.

“Palabuhanratu yang merupakan ibu kota sukabumi, dibutuhkan semacam support konektivitas yang menghubungkan jakarta dan Palabuhanratu, dan Tol Cibadak Palabuhanratu merupakan jawabannya,” ungkapnya.

Kemudian, lanjutnya, pembangunan infrastruktur memiliki beberpa impek. Mulai dari, sisi percepatan ekonomi sangat luar biasa karna konektivitas berbanding lurus dengan pusat.

“Produk komoditas pertanian perkebunan terkonektivitas, termasuk komoditas prodak jadi hingga pergerkan jasa. Kemudian yang sering di gemborkan adalah pariwisata, apalagi Kabupaten Sukabumi bagaikan magnet bagi pada wisatawan. Ini tentunya jadi jualan magnet, pemerintah dan warga bisa meningkatkan sumber pendapatan, termasuk pelayanan kuliner, perhotelan,” bebernya.

Namun begitu, terdapat beberpaa hal yang dikhawatirkannya. Dirinya menyebut terdapat dua aspek yang luput disinggung oleh Pemerintah. Pertama sosial budaya dan kultur.

“Masyarakat Suakbumi kesukabumiiannya mulai hilang, terutama milenial dari ngobrol pun ikon ikon kesukabumian kadang banyak yang tidka tahu, apalagi tentang sejarah-sejarah sukabumi, belum lagi gaya hidup dan lainnya. Apalagi nanti setelah konektivitas terjadi, pertukaran informasi dan lainya ketika konektivitas terbangun akan cepat,” sebutnya.

Maka dari itu, berbagai projek strategis ini harus diimbangi oleh rencana daerah yang harus mempersiapkan berbagai hal. Termasuk kesiapan masyarakat dalam menyambut berbagai pembangunan strategis.

“Saya analogikan, ibaratnya Sukabumi dan pembangunan projek strategis ini, Sukabumi wadah kecil yang menerima air sebotol air biasanya, tiba tiba sepeti ada air besar di wadah kita dan bisa saja luber. Maka, bangunlah dan siapkanlah wadah yang lebih besar dan kokoh,” pungkasnya. (upi/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *