Program Rutilahu di Sukabumi Belum Menyentuh Warga Nyalindung, Ini Buktinya

Suasana bangunan rumah Kakek Ujun di Kampung Ciseupan, RT 03/RW 09, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung
RUSAK : Suasana bangunan rumah Kakek Ujun di Kampung Ciseupan, RT 03/RW 09, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung, saat hendak dirobohkan karena kondisinya tidak layak huni.

SUKABUMI– Program bantuan rumah tidak layak huni (Rutilahu) yang diluncurkan pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi hingga pemerintah Provinsi Jawa Barat, nampaknya belum menyentuh masyarakat Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya warga tidak mampu yang tinggal di Rutilahu.

Seperti halnya di Kampung Ciseupan, RT (03/09), Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung, pasangan suami istri bernama Mina (60) dan Ujun (75), harus rela tinggal di rumah tidak layak huni.

Bacaan Lainnya

Ketua RT 03 di Kampung Ciseupan, Nyangnyang kepada Radar Sukabumi mengatakan, bangungan rumah tidak layak huni yang ditempati Mak Mina dan Kakek Ujun itu, tinggal di rumah yang kondisinya kian memprihatinkan. Bahkan, nyaris roboh.

“Kalau ukuran bangunan rumahnya ada sekitar 5 x 6 meter. Iya, kasihan sekali. Apalagi, Mak Mina ia sudah lama tidak bisa berjalan. Karena, kedua kakinya sakit atau lumpuh” kata Nyangnyang kepada Radar Sukabumi pada Selasa (20/09).

Saat memasuki hujan deras, sambung Nyangnyang, air dapat masuk secara bebas ke pakarangan rumah. Selain genting banyak yang bocor, kondisi kayu penyangga pada bangunan rumah yang terbuat dari anyaman bambu itu, sudah banyak yang lapuk akibat termakan usia.

“Bangunan rumah Pak Ujun itu, sudah dirobohkan oleh anak-anaknya kemarin. Karena, memang kondisinya nyaris roboh dan dikhawatirkan ambruk hinngga memakan korban jiwa,” paparnya.

Keluarga Kakek Ujun tidak bisa berbuat banyak mengenai kondisi rumahnya tersebut. Keterbatasan ekonomi merupakan salah faktor penyebab kekuarga Kakek Ujun tidak bisa memperbaiki rumahnya tersebut. Sementara, untuk anaknya, Mak Mina ini memiliki empat orang anak dan mereka (anaknya) hanya bekerja sebagai buruh setabutan. Seperti buruh bangunan dan buruh tani.

“Kakek Ujun ini, tidak bekerja karena sudah tua. Aktifitas sehari-harinya paling nyari rumput untuk ternak. Sedangkan, untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-harinya ia mengandalkan pemberian dari anak-anaknya dan warga sekitar,” tandasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *