JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) menargetkan peningkatan kualitas di dunia pendidikan di Indonesia, khususnya di sekolah keagamaan. Adapun, peningkatan kualitas berpatokan pada Programme for International Student Assessment (PISA).
Berdasarkan PISA 2019, skor membaca Indonesia berada di peringkat 72 dari 77 negara, lalu skor numerasi ada di peringkat 72 dari 78 negara, dan skor sains ada di peringkat 70 dari 78 negara.
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag, Ahmad Umar mengatakan bahwa madrasah di Indonesia harus bisa menyumbang nilai lebih tinggi lagi untuk skor PISA. Bahkan, diharapkan skornya bisa lebih baik ketimbang Malaysia.
“Kami berawal dari tekad bahwa Madrasah Tahun 2022 harus menyumbangkan angka PISA yang signifikan agar kita enggak malu dengan Vietnam, syukur-syukur bisa di atasnya Singapura dan Malaysia. Mudah-mudahan begitu,” ujar dia dalam webinar Diskusi Publik Sistem Akreditasi Baru, Rabu (16/12).
Skor PISA ini, kata dia, bisa ditingkatkan dengan menerapkan Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI). Di mana asesmen tersebut akan bokus pada pengembangan karakter, seperti perbaikan kekurangan dan kelemahan madrasah, termasuk membenahi literasi membaca, numerik, hingga sains.
“Kita juga ingin agar hal-hal internal kami di Madrasah ini bisa tertata dengan baik dan bisa terukur langkah-langkah kami. Jangka panjangnya kami ingin meningkatkan capaian pembelajaran siswa yang diukur dari AKSI itu adalah tes internal,” tambahnya.
Umar pun membeberkan harapannya untuk PISA Indonesia di tahun mendatang bisa mencapai berada di peringkat 38.
“Kami telah menyiapkan diri PISA tahun 2022 nanti, kami menargetkan harus bisa di ranking separuh dari 77 negara. Selama ini kita masih di bawah, kami ingin meningkat,” tutupnya. (sai)
