Kebaya Sunda Dilecehkan, Tuai Kecaman…. Ni Fotonya

Sebagai lembaga yang menaungi umat muslim, lanjut Kusoy, sudah sepantasnya seorang wanita muslimah tidak memperlihatkan aurat di muka umum. Di mana, Aurat wanita bagi MUI adalah yang menutupi badan. Sementara kegiatan kemarin sudah termasuk itu diluar batas kewajaran. “Jangankan di depan umum, di depan perseorang saja yang bukan muhrim itu sudah diharamkan,” ungkapnya.

Kusoy menilai, pakaian yang diperagakan para model pada acara Weeding expo sudah menyalahi aturan undang-undang Pronografi. Hanya saja, dirinya tidak mau berkomentar lebih jauh terhadap kasus hukumnya. “Saya kira itu sudah masuk UU Pornografi, karena mempertontonkan busana yang tidak sopan di muka umum,” tandasnya.

Bacaan Lainnya

Masih menurut Kusoy, MUI akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kejadian tersebut secara jelas, supaya kejadian serupa kedepannya tidak terulang lagi khususnya di Kota Sukabumi.

“Tugas kita itu mengayomi, dan berdakwah jadi nanti kita akan nenberikan pemahaman, terhadap mereka, supaya budaya seperti itu hilang dan dirubah dengan pakaian yang sopan,” katanya.

Dia meminta agar masyarakat tidak terjebak dan turut mengikuti tren berbusana seperti itu di lingkungannya. Hal ini, karena tidak mencerminkan agama dan budaya sunda yang masyarakat anut.

“Saya minta masyarakat tidak mengikuti seperti halnya kegiatan yang ditampilkan kemarin, karena itu dilarang agama islam dan mungkin budaya sunda,” pungkasnya.

Sementara itu salah seorang model Weeding Expo Andini Asmi (23) mengaku, penggunaan kostum untuk peragaan pada Weeding Expo beberapa hari lalu, karena kostum bawahan yang sebelumnya akan dikenakan tertinggal di Cianjur. Atas alasan tersebut, model terpaksa menggunakan kostum yang ada.

“Intinya saya sebagai model tidak tahu apa-apa dan saya mewakili vendor costum saja. Dimana waktu itu, sarung untuk bawahan kostum ketinggalan di Cianjur atau entah hilang. Tapi karena dengan mepetnya waktu jadi kita mengenakan yang ada,” bebernya.

Sebagai model, Andini mengatakan hanya bisa berusaha untuk tampil profesional sesuai arahan desainer. Andini tidak sempat berfikir kostum yang kenakan akan menjadi viral dan mendapat sorotan para masyarakat.

“Saya sebagai model mengikuti saja, profesional dengan pekerjaan dan kami fikir tidak tahu akan ada kejadian seperti ini,” beber wanita yang menjadi model sejak umur 13 tahun ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *