Kades di Sukabumi Blak-blakan Soal Eks Petani PT Tybar

Aksi Petani Sukabumi Jalan ke Istana
Petani penggarap eks HGU PT Tybar saat melakukan long march dari Cisolok, Kabupaten Sukabumi ke Istana Presiden di DKI Jakarta.

CISOLOK – Kepala Desa Gunung Karamat Kecamtan Cisolok Kabupaten Sukabumi Subaeta membeberkan persoalan yang menimpa eks petani hak guna usaha (HGU) PT Tybar.

Diketahui, puluhan petani tersebut nekad melakukan long march dengan cara jalan kaki dari Cisolok ke Istana Presiden di Jakarta untuk mengadukan nasibnya langsung ke Presiden RI Joko Widodo.

Bacaan Lainnya

Subaeta menjelaskan, beberapa tahun lalu sudah ada kesepakatan bersama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan panitia sebagai perwakilan warga.

Hal itu, terkait dengan penetapan peta lahan dan pelaksanaan penanaman pohon di lahan eks PT. Tybar oleh PT Bumi Sukses Indo (BSI).

“Penetapan peta lahan eks HGU Tybar dan penanaman pohon ini telah dibuat serta disepakati bersama antara kementerian (KLHK) dengan panitia,” ujar Subaeta, Minggu (30/01).

Kepengurusan panitia dalam agenda pertemuan tersebut, sambung Subaeta, di dalamnya ada beberapa warga termasuk kepala desa terdahulu atau sebelum dirinya.

Dalam pertemuan itu, sebagai perwakilan dari masyarakat maupun petani penggarap menyampaikan berbagai tuntutan.

“Seluruh prosesnya itu tidak dilakukan di periode saya menjabat kepala desa, tetapi di era Pak Jatna (kepala desa sebelumnya, red.), yang juga masuk dalam jajaran panitia saat itu. Bahkan ikut menandatangani penetapan peta lahan tersebut,” jelasnya.

Menurutnya, berdasarkan seluruh proses tersebut, seharusnya penggunaan tanah serta pelaksanaan penanaman di lahan eks HGU sudah sesuai standard operasional prosedur (SOP). Artinya penanaman pohon pinus oleh BSI sudah sesuai dengan peta kementerian.

“Penanaman oleh BSI sudah sesuai dengan peta kementerian yang dulu dibuat dan disepakati bersama, antara kementerian dan panitia. Bahkan BSI sudah melakukan penanaman di lahan seluas 800 hektare,” tegasnya.

Lanjut Subaeta, agar tidak terjadi informasi yang salah dan simpang siur, dirinya berencana untuk melakukan konperensi pers guna mengklarifikasi permasalah tersebut. “Ya, saya berencana akan menggelar konferensi pers,” pungkas Subaeta.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *