Kabupaten Sukabumi Pikir-pikir Dulu Soal PSBB Jawa Bali

PSBB di wilayah Kecamatan Cibadak. FOTO: LUPI / RADAR SUKABUMI

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Kendati Kabupaten Sukabumi tidak termasuk daerah yang harus melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jawa Bali pada 11 hingga 25 Januari mendatang. Namun, antisipasi adanya eksodus warga ke Sukabumi menjadi kekhawairan pemerintah daerah.

Karena memang, Kabupaten Sukabumi berdekatan dengan darah yang melakukan PSBB, kemudian Kabupaten Sukabumi merupakan wilayah tujuan wisatawan.

Bacaan Lainnya

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek) dan Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Sumedang) akan kembali dilakukan mulai 11 Januari 2021. Hal itu sesuai dengan arahan pemerintah pusat yang meminta PSBB diberlakukan di wilayah dengan kenaikan kasus Covid-19 signifikan.

Koordinator Bidang Data dan Informasi Satgas Pecepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukabumi, Andi Rahman mengungkapkan, hingga saat ini Satgas melakukan kajian terhadap PSBB. Hal itu, dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kenaikan kasus Covid-19.

“Kami (Satgas,red) tengah membahas maslah ini, terutama terkait Permendagri tentang PSBB ini. Salah satunya, mengantisipasi lonjakan kenaikan kasus dan eksodus,” ungkap Andi Rahman kepada Radar Sukabumi saat dihubungi, Kamis (7/1/2021).

Setelah kajian dilakukan, masih kata Andi, pihaknya bakal menyodorkan kepada pimpinan daerah terkiat apakah perlu Kabupaten Sukabumi mengusulkan PSBB.

“Kami sudah melakukan pengkajian, terkait PSBB atau tidak nanti pimpinan daerah selaku penanggungjawab Satgas yang akan menentukannya,” ujarnya.

Adapun perkembangan Covid-19 di Kabupaten Sukabumi, hingga saat ini tercatat penambahan pasien yang terkonfirmsi positif sebanyak 64 pasien. Adapun pasien yang sembuh bertambah sebanyak 20 pasien.

“Secara keseluruhan, jumlah pasien yang positif Covid-19 sebanyak 2211 pasien, dan pasien yang sembuh 1928 pasien,” pungkasnya. (upi/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *