Dilokasi berbeda Yeyen (35) warga Kampung Kubang mengungkapkan bukan tidak merasa takut saat melintasi sungai namun karena jalan alternatif lain jauh sehingga nekat turun ke sungai meski resikonya terseret derasnya air sungai saat akan melintas.
“Mau ke Parungkuda, sekarang nyebrang sungai biasanya lewat jembatan, soalnya sekarang jembatannya ambruk, was was mah ya was was mau gimana lagi, lewat alternatif lain jauh lagi harus naek ojeg lagi, jalan kaki tidak terjangkau,” kata Yeyen.
“Ini jalan jembatan yang biasa dipakai untuk ke pasar, kota gak ada lagi, kalau air nya besar ya kita terpaksa melintas lewat jalur lain, dua kali lipat jauhnya kalau melawati jalan sana dibanding lewat jalan sini,” tuturnya.
Yeyen berharap jembatan yang ambruk dan rusak seger ada perbaikan oleh pemerintah, pasalnya sangat dibutuhkan masyarakat.
“Harapan kami sebagai masyarakat biar cepat cepat dibangun lagi, sebelumnya tahun kemarin memang sudah rusak bagian pondasinya terherus derasnya air belum diperbaiki, sekarang tergerus derasnya air sungai rusak semuanya,” pungkasnya. (Cr2/d)
