Hoak, Dua Pemuda Sukabumi Dituduh Bunuh Ustaz, Ini Fakta Sebenarnya

SUKABUMI – Dua pemuda kembar berinisial YA (26) dan YI (26), menjadi bulan-bulanan warga Kampung Susukan RT 002/007, Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Suakbumi.

Informasi yang diperoleh Radar Suakbumi, kedua pemuda kembar tersebut berniat untuk berobat ke salah satu tokoh agama setempat berinisial E. Namun yang diantar oleh DI, ketua DKM setempat , namun ustad E tidak berada dirumah.

Bacaan Lainnya

Kemudian, DI menanyakan maksud dan tujuan kedatangan kedua pemuda kembar tersebut, namun karena DI merasa curiga denga gelagat kedua orang ini akhirnya membawanya ke luar.

Selain kedua pemuda itu mengeluarkan kata-kata yang kurang enak, salah satu dari pemuda itu berusaha melarikan diri hingga akhirnya terjadi kejar-kejaran sampai kedua remaja itu menjadi bulan-bulanan warga.

Kapolres Sukabumi, AKBP M Lukman Syarif menerangkan, peristiwa tersebut tejadi pada pukul 18:45 WIB, saat itu kedua pemuda tersebut berniat mendatangi salah satu tokoh pemuka agama yang terkenal suka memberikan pengobatan di Kampung Susukan RT 002/007, Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda.

“Sudah diamankan, dari keterangan yang diperoleh kedua pemuda itu berniat untuk melakukan pengobatan ke salah satu tokoh masyarakat di lokasi kejadian, namun karena terjadi perselisihan dan slaah satu pemuda lari dan pengejaran dan diamankan warga di Pesantren Al-Muhtadin,” jelasnya, Rabu (30/9/2020).

Setelah kedua pemuda itu diamankan oleh warga, ketua RW setempat menghubungi Polsek Parungkuda. Kemudian, petugas mendatangi lokasi dan mengamankan kedua pemuda dari kerumunan masa.

“Tidak ada senjata, saat ini kedua pemuda dalam perjalanan dari Parungkuda ke Mapolres Sukabumi,” sebutnya.

AKBP Lukman juga menghimbau kepada masyarakat, jangan begitu saja percaya terhadap berita atau informasi yang belum pasti kebenarannya. Karena memang, dari informasi yang tidak benar akan menimbulkan reaksi yang kurang baik.

“Mari kita sama melihat suatu kejadian secara utuh, jangan sampai ada berita yang kurang pas itu di manfaatkan oleh sekelompok orang,” pungkasnya. (upi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *