Beredar Video Bullying Bocah di Sukabumi, Polisi Diminta Turun Tangan

bullying bocah
Sejumlah anak yang melakukan sparring atau saling berkelahi di wilayah Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi

SUKABUMI — Video dugaan bullying kepada siswa SD beredar di sejumlah grup aplikasi WhatsApp. Dalam video tersebut, memperlihatkan sekumpulan anak di tempat penuh rerumputan di wilayah Kecamatan Cibeureum dan terlihat ada dua orang anak yang melakukan sparring atau saling berkelahi. Selain itu, ada juga seorang anak yang lebih besar berperan sebagai wasit.

Potongan video berdurasi selama 29 detik ini, memperlihatkan adegan kekerasan dan penganiayaan. Berdasarkan informasi yang dihimpun, video itu sempat diunggah ke YouTube namun kemudian dihapus oleh pengunggah.

Bacaan Lainnya

Salah satu orang tua siswa sekaligus korban bullying berinisial MP (49) mengatakan, kejadian bullying itu berlangsung pada dua bulan yang lalu namun, baru terbongkar akhir Mei kemarin.

“Ketahuan baru dua hari menjelang lebaran,hari sabtu beres salat Tarawih, di YouTube itu kan suka ada foto covernya (thumbnail) saya tanya ini anak-anak di sini, saya langsung datengin satu-satu,” kata MP kepada wartawan, Jumat (6/5).

MP menjelaskan, berawal dari ketidak sengajaan melihat di Sodara yang sedang melihat YouTube, MP sangat kaget ketika melihat anaknya sendiri menjadi korban.

“Jadi ada video di upload di YouTube, kebetulan bibi anak saya ngeliat video itu, pas dilihat ternyata keponakan sekaligus anak saya yang jadi korban, jadi dipaksa diadu,” ujarnya.

Lanjut MP, terduga pelaku bullying dengan cara pemaksaan melakukan kekerasan itu adalah anak-anak yang masih berada dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Awalnya korban diam dan tidak mau buka suara soal tindakan tercela itu. “Selama ini anak diam nggak mau ngaku sampai video itu ditemuin juga masih nggak ngaku. Cuman ibunya bilang anak saya jadi nggak mau sekolah agama (madrasah),” bebernya.

Menurutnya, sejauh ini laporan sudah dilayangkan ke pihak berwajib pada hari raya Idul Fitri (2/4/2022) kemarin sekitar pukul 11.00 WIB. MP menduga korban bullying tersebut lebih dari satu orang dan mendesak agar kepolisian segera bergerak.

“Intinya orang tua resah. Kalau cuman putus di urusan keluarga ini nggak akan selesai karena anak-anak secara psikologis sakit,” tutupnya. (cr1/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *