Asap Pabrik Semen PT SCG Bikin Warga Gatal-Gatal

SUKABUMI – Debu pekat hitam pembuangan pabrik PT SCG hantui warga Kampung Nyalindung, Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi. Soalnya, dampak dari kegiatan produksi perusahaan raksasa milik Thailan tersebut mengakibatkan puluhan kepala keluarga (KK) mengalami gatal-gatal. Selain itu, polusi di lingkungan sekitar pabrik tersebut menjadi kurang baik.

Warga pun menuding, terdapat kebocoran pada salah satu mesin produksi sehingga debu yang disemburkan menyerang kulit dan mengganggu polusi. Geram dengan kejadian itu, mereka pun mengadukan hal itu ke Kepala Desa Kebonmanggu. Mediasipun dilakukan antara pihak perusahaan, kepolisian, pemrintah desa, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan warga.

Bacaan Lainnya

Ida (38) warga Kampung Nyalindung, Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh mengaku mengidap penyakit gatal-gatal sepekan terakhir ini. “Iya ini tangan, badan pada gatal. Jadi debu hitam itu nempel di jamuran. Pas dipake bajunya, membuat badan jadi gatal,” akunya kepada Radar Sukabumi, kemarin (14/9).

Debu hitam itu kerap keluar di malam hari, bahkan terkadang sore hari juga keluar. Dirinya berharap, agar PT SCG segera mengatasi persoalan tersebut. “Sampai saat ini, belum ada orang pabrik ke warga. Padahal, seharusnya mereka ikut melihat apa dampak yang diakibatkan oleh debu itu,” lanjutnya.

Hal senada di katakan Agun, Ketua RT 10/01 Desa Sinaresmi, Kecamatan Gunungguruh yang ikut serta menghadiri pertemuan yang digagas Desa Kebonmanggu tersebut. Tidak hanya warga Kebonmanggu, warganya juga mengaku mengalami hal serupa. “Tidak hanya warga, bahkan saya pribadi yang terdampak dari kabut tebal itu. Makanya saya ikut dalam pertemuan ini,” ujarnya.

Gejala gatal-gatal pertama dirasakan warga dari mulai 4 September 2017. Karena pihaknya merasa geram, lalu melaporkan ke pemerintah setempat. “Awalnya warga hanya mengeluh saja. Karena tidak kunjung ada tanggapan dari perusahaan, makanya kami laporkan ke desa,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kebonmanggu, Rasnita mengatakan, pihaknya memfasilitasi keluhan warga dengan menginisiasi pertemuan tersebut. “Pasca laporan warga, pihak perusahaan sebenarnya sudah melakukan tindakan. Dugaan sementara debu hitam yang menyerang warga itu akibat kebocoran alat produksi dan pembuangan,” tambahnya.

Ditempat yang sama, Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi, Sri Kustini tidak banyak berkomentar tentang hasil mediasi yang dilaksanakan dengan pihak perusahaan itu.

“Kami hanya menunggu langkah SCG. Soal dugaan kebocoran, belum bisa dipastikan karena harus di lakukan penelitian,” singkatnya.

Sementara itu, Operasional Support Manager CSR PT. Semen Jawa (SCG), Bambang Wiyono enggan memberikan stetmen apapun perihal insident yang terjadi di perushaan tempatnya bekerjanya.

“Maaf pak, saya tidak bisa memberikan pernyataan apapun karena saya tidak diberikan wewenang untuk memberikan stetmen kepada media. Karena ini bukan ranah saya. Silahkan saja hubungi Director PT SCG yang baru,” ucapnya. (cr15/e).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *