Anak Walikota Sukabumi Ciptakan Aplikasi untuk Disabilitas

PRESTASI: NAjma Fahmi yang merupakan anak dari Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi menjadi satu-satunya perempuan dalam pengembangan aplikasi TeDi. FT IST

SUKABUMI— Salah seorang mahasiswi Universitas Padjajaran asal Kota Sukabumi, Najma Fahmi sukses menorehkan tinta emas. Di mana, anak dari Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi ini terpilih menjadi kandidat pada program pengembangan sebuah aplikasi yang diperuntukkan bagi para penyintas disabilitas atau aplikasi “TeDi (Teman Disabilitas)”.

Najma menjadi perempuan satu-satunya yang terpilih dalam project pengembangan aplikasi tersebut, bersama dengan lima orang rekannya dari berbagai universitas lain di Indonesia. Diketahui bahwa, aplikasi ini menawarkan fitur “Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia) Translator” untuk menerjemahkan bahasa isyarat, “Object Detection” untuk mendeteksi obyek sekitar, “Currency Detection” untuk mendeteksi mata uang, dan “Text Detection” untuk membaca sebuah teks.

Bacaan Lainnya

Bahkan, aplikasinya ini sudah mendapatkan suport dari Kemendikbudristek dan Google. Keduanya, sedang melakukan pengembangan aplikasi TeDi yang merupakan sebuah aplikasi aksesibilitas all-in-one pertama di Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan kehidupan penyandang disabilitas guna membantu tiga penyandang disabilitas, yaitu tunanetra, tunarungu, dan tunawicara. Berdasarkan informasi yang berhasil dirangkum, pengembangan aplikasi tersebut saat ini didanai sebesar 10 ribu dollar, oleh Google dan Kemendikbudristek.

Selain Najma, dibalik aplikasi ini, ada “tangan dingin” mahasiswa Indonesia lainnya yang tergabung dalam tim lulusan terbaik program Bangkit Academy 2022 Kemendikbudristek. Julio Fahcrel yang merupakan mahasiswa Program Studi Statistika Fakultas MIPA Unpad, Pratama Azmi Atmajaya (Universitas Telkom), Sang Bintang Putera Alam (Politeknik Negeri Jember), Gilang Martadinata (Universitas Presiden), dan Hazlan Muhammad Qodri (UPN Veteran Yogyakarta).

Najma mengatakan, TeDi juga akan menghadirkan fitur baru berupa deteksi braille, belajar bahasa isyarat, pertolongan keluarga, serta fitur untuk disabilitas lainnya. “Fitur lengkap yang dimiliki TeDi saat ini akan terus dikembangkan. Ke depan, tim akan menambah fitur kosakata gerakan bahasa isyarat menjadi lebih banyak,” katanya kepada Radar Sukabumi, Rabu (24/8).

TeDi sambung Najma, akan bekerja sama dengan kegiatan peduli disabilitas dalam rangka pengembangan aplikasi dan wadah untuk menyosialisasikan manfaat dari aplikasi tersebut. “TeDi berharap dapat terus membantu orang-orang yang membutuhkan, khususnya penyandang disabilitas, agar dapat berkomunikasi dan melakukan kehidupan sehari-hari dengan lebih mudah,” kata Najma.

Diakuinya, ide pembuatan aplikasi TeDi berawal dari observasi tim dalam melihat kondisi inklusivitas di Indonesia. Najma dan tim melihat berbagai permasalahan di Indonesia yang terjadi karena keterbatasan komunikasi dengan kelompok disabilitas serta masih adanya diskriminasi terhadap disabilitas.

Kendati secara global, pemerintah dan organisasi internasional telah mendukung penuh kemajuan dan hak penyandang disabilitas, Indonesia nyatanya masih jauh dari kesan inklusif. Salah satunya adalah belum adanya aplikasi yang memiliki fitur lengkap untuk mendukung beberapa jenis penyandang disabilitas.

“Kebanyakan aplikasi mobile hanya menyediakan fitur untuk satu jenis disabilitas saja. Sedangkan menurut WHO tahun 2019, sebanyak 40 persen penyandang disabilitas memiliki lebih dari satu jenis disabilitas. Karena itu, muncul ide membuat aplikasi all-in-one pertama yang mendukung beberapa jenis disabilitas yaitu aplikasi TeDi: Teman Disabilitas,” terang Najma.

Proyek TeDi merupakan final capstone project yang diadakan Google Bangkit 2022. Proyek ini berhasil mengungguli 15 proyek terbaik setelah bersaing dengan 437 proyek yang masuk. Pembuatan aplikasi TeDi ini juga dibantu dan dibimbing sejumlah dosen Unpad, yaitu Dr. Toni Toharudin, M.Sc. selaku dosen pembimbing , Dr. Anindya Apriliyanti Pravitasari, S.Si., M.Si. sebagai Ketua inkubasi serta Rivani,S.IP., MM., DBA sebagai anggota inkubasi.

Sementara itu, capaian prestasi tersebut langsung mendapatkan apresiasi dari Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi. Ia mengaku bangga atas terpilihnya salah seorang warga Kota Sukabumi yang juga putrinya dalam pengembangan sebuah aplikasi pendukung disabilitas. “Tentunya saya secara pribadi bangga, karena ada perwakilan dari Kota Sukabumi yang bisa muncul sampai ke tingkat nasional, dan mudah-mudahan ini bisa bermanfaat bagi teman-teman disabilitas,” ujar Fahmi kepada awak media, Rabu (24/8).

Lanjut Fahmi, tentunya dengan adanya aplikasi TeDi yang saat ini sedang dikembangkan tersebut, bisa membantu para penyandang disabilitas dalam melaksanakan kegitan sehari-hari. “Karena ternyata se-indonesia belum ada program seperti ini, makanya oleh kementerian dan google dinyatakan sebagai pemenang terbaik,” tambah Fahmi.

Saat ditanyakan terkait fasilitas bagi para penyandang disabilitas di Kota Sukabumi, Fahmi menuturkan bahwa hingga saat ini Pemerintah Kota Sukabumi terus berupaya mencukupi segala fasilitas yang mendukung kaum disabilitas di Kota Sukabumi. “Untuk fasilitas para penyandang disabilitas, kita coba untuk membuat ruang-ruang terbuka yang ramah dan baik untuk lansia, maupun untuk disabilitas. Ini merupakan sebuah bentuk apresiasi dan penghormatan kami sebagai pemerintah daerah terhadap penyandang disabilitas,” pungkasnya. (why)

FOTO BERSAMA: Keluarga besar Walikota Sukabumi, achmad Fahmi saat foto bersama di hari raya. FT: IST

Pos terkait