MTQ Ajang Kompetisi Membentuk Karakter Terpuji

Saehudin dan Ohan Jauharudin

Oleh: Saehudin (Dosen/Penyuluh Agama Islam Kemenag Kota Sukabumi) dan Ohan Jauharudin (Penyuluh Agama Islam Kemenag Kota Sukabumi)

Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-28 yang digelar di Padang, Sumatera Barat, 12-21 November 2020 baru saja berakhir. Meski dalam situasi pandemi Covid-19 pelaksanaan MTQ berjalan lancar dan tertib sesuai yang diharapkan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Kegiatan yang diikuti oleh 22 propinsi ini tampil sebagai juara umum pada MTQ nasional tahun ini adalah propinsi Sumatera Barat yang sekaligus juga sebagai tuan rumah, disusul urutan terbaik kedua DKI Jakarta.

Adapun Jawa Barat dan Jawa Timur berada di urutan terbaik ke tiga dengan raihan point yang sama. Sedangkan pada urutan ke 4-10 berturut-turut ditempati kontingen Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Banten, Riau, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Barat.

Perhelatan MTQ nasional ke-28 di Sumbar ini ditutup secara resmi oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin secara virtua. Penutupan kegiatan MTQ nasional ini juga disaksikan Wakil Menteri Agama RI, Zainul Tauhdi secara langsung di halaman Masjid Raya Sumbar dengan menggunalam protocol Kesehatan.

Adapun cabang yang dilombakan pada kegiatan MTQ ke-28 kali ini adalah seni baca qira’atal Quran, hafalan Alquran, tafsir Alquran, fahmil Alquran, syarhil Alquran, cabang karya tulis ilmiah Alquran, dan seni menulis huruf al-Qur’an (kaligrafi) dengan indah dan benar. Semua itu dilombakan dalam rangka mencari potensi-potensi terbaik di bidangnya masing-masing.

Untuk menjadi yang terbaik tentunya banyak hal yang harus dipersiapkan, mulai dari tahap persiapan awal atau pelatihan sampai dengan penampilan. Sehingga peserta berusaha secara maksimal agar pada waktu penampilan menjadi peserta terbaik.

Hal ini tentunya tidak mudah, dan memerlukan teknik serta strategi terbaik agar setiap kafilah mampu menjadi yang terbaik untuk mengharumkan nama kontingen daerahnya masing-masing.

Dalam pelaksanakan MTQ ke 28 ini bukan saja mencari siapa yang terbaik dari setiap kafilah pada masing-masing bidang.

Namun ada hal yang paling penting dari perhelatan yang digelar dua tahunan ini yaitu dalam rangka mensyiarkan nilai-nilai alquran sehingga mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Karena Al-Qur’an diyakini oleh umat Islam bukan saja kitab Suci semata, namun Al-Qur’an juga sebagai petunjuk tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia di dunia ini dan di akhirat kelak. Selain itu, isi ajarannya memuat ajaran moral universal bagi kelangsungan hidup umat manusia sepanjang masa.

Untuk itu, MTQ ke 28 ini digelar tidak hanya sebatas ajang unjuk kemampuan, melainkan harus mampu menjadi motivasi mendasar dalam merubah karakter kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama.

Selain itu, dengan adanya kegiatan MTQ ini mampu merubah sikap individu agar menjadi pribadi yang mampu saling menghargai, menghormati, menolong antar sesama, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Sehingga pada kegiatan MTQ mampu memberikan kontribusi yang real dan nyata terhadap negara untuk mewujudkan sebuah tatanan negara yang Baldatun Thoyibatun Warabbun Ghofur sebagaimana tertuang dalam teks mars MTQ itu sendiri. Wallahu’alam .

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *