Ceres Swasta

Dahlan iskan
Dahlan iskan

Oleh: Dahlan Iskan

BULAN masih bulat, terutama di kala purnama. Seperti yang saya lihat dari halaman stadion Kanjuruhan kemarin malam. Ceres Swasta.

Tapi kalau bebatuan di bulan itu ternyata mengandung asteroid yang terbaik, bisa jadi banyak yang akan punya perusahaan tambang di sana.

Bacaan Lainnya

Anda sudah tahu: Selasa kemarin Tiongkok kembali berhasil meluncurkan roket luar angkasa. Kali ini milik swasta. Tiongkok pun sudah punya perusahaan luar angkasa swasta.

Tujuan perusahaan itu murni komersial: lebih fokus untuk menyelidiki keberadaan asteroid di planet lain.

Anda sudah tahu: asteroid adalah benda tambang yang kian dicari manusia modern. Itulah bebatuan yang akan bisa menggantikan benda tambang yang harganya sangat mahal di bumi: rare earth. Tanah jarang. Atau disebut juga tanah langka.

Anda tidak akan punya HP kalau tidak ditemukan bahan yang disebut tanah jarang itu. Begitu banyak benda modern yang bahannya tergantung pada tanah jarang: lampu LED, komponen komputer, peralatan kesehatan, dan banyak lagi.

Kita juga punya barang itu di Bangka. Atau Belitung. Dulunya dibuang sebagai sampah. Itu dianggap tidak ada harganya. Yang berharga adalah timahnya. Tanah Bangka yang mengandung timah dikeruk. Timahnya diambil. Kotoran timahnya dibuang. Di kotoran itu masih terkandung 29 jenis benda kimia tambang. Salah satunya disebut rare earth.

Dalam satu kilogram kotoran rumah itu bisa diperoleh hanya beberapa gram rare earth. Proses mendapatkannya yang rumit. Harus dibangun pabrik pemurnian. Sulit. Rumit. Canggih. Mahal.

Saya ingin ke Bangka lagi. Siapa tahu pabrik pemurnian rare earth yang pernah dibangun di sana sudah bisa berjalan. Atau sudah lebih maju. Atau sudah mati. Saya tidak mengikuti lagi perkembangannya.

Pemilik cadangan rare earth terbesar di dunia, Anda juga sudah tahu: Tiongkok. Tambang terbesarnya di pegunungan Jiangxi selatan. Antara kota Nanchang dan Guangzhou.

Rupanya cadangan itu akan habis juga. Suatu saat kelak. Maka diperlukan bahan pengganti rare earth. Kalau bisa yang kualitasnya lebih baik. Para ahli sepakat bahwa pengganti itu adalah asteroid. Adanya di planet-planet di angkasa luar. Maka, kelak, planet itu harus bisa ditambang.

Tambang batu bara, nikel, dan bauksit sudah tidak menarik bagi para investor asteroid. Mereka pilih mengumpulkan modal untuk meluncurkan roket luar angkasa.

Ceres Swasta

Ahli angkasa luar Tiongkok, Dr Liu Baiqi mendirikan perusahaan swasta: PT Galactic Energy (星河动力). Liu membangun roket angkasa luar dengan nama Ceres-1. Ia mengajak temannya: Dr Xia Dongkun.

Dr Liu lulusan Kansas University di Lawrence, hanya sepelemparan batu dari rumah baru John Mohn, sahabat Disway di sana. Ceres-1 dilakukan di peluncuran satelit Tiongkok di Jiuquan. Yakni di tengah gurun pasir Gobi, di pedalaman provinsi Gansu nan jauh. Inilah provinsi di bagian barat Tiongkok. Yang paling barat sebelum Xinjiang.

Roket Ceres-1 itu membawa lima satelit sekaligus. Ini misi ke-5 yang dilakukan Ceres-1. Keberhasilannya terbukti 100 persen.

Benda bernama asteroid itu sendiri diketahui dari hasil misi luar angkasa selama ini. Amerika, Rusia, dan Eropa memang berlomba ke luar angkasa. Disusul Tiongkok, yang meski belakangan tapi berhasil menyalip di tikungan.

Ada jutaan batu asteroid melayang-layang di luar angkasa. Begitu keras sifatnya. Mirip logam. Dingin seperti es. Besarnya bervariasi. Ada yang diameter 1 meter, ada yang sampai 100 km.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *