Pilkada Kabupaten Sukabumi, Menakar Daya Kejut Poros Reni-Siroj

M Tahsin Roy

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Silaturahmi politik antara Reni Marlinawati dan Sirojudin beberapa waktu lalu memberikan daya kejut pada Pilkada Kabupaten Sukabumi 2020. Sebab ada indikasi keduanya bakal menciptakan poros baru.

Menanggapi hal ini, Ketua Lingkar Kajian Demokrasi Sukabumi Tahsin Roy mengatakan, terbentuknya poros ketiga yang diusung oleh partai koalisi PPP dan PDIP adalah alternatif terakhir untuk menjawab tantangan publik selama ini.

Bacaan Lainnya

“Tentu ada ketegori pemilih yang menginginkan terbentuknya poros ketiga, karena selama ini mereka jenuh dengan alternatif pasar yang hanya menawarkan dua figur petahana”. kata Tahsin Roy kepada Radarsukabumi.com, Selasa (30/6/2020).

Sebelumnya PPP dan PDIP memang telah menyatakan satu pandangan politik dalam Koalisi Lima Parpol yakni PKB, PPP, Gerindra, PDIP dan PAN. Namun manuver yang dilakukan partai Kakbah dan partai Benteng melalui paket Reni-Siroj yang kemudian disingkat ReSi dinilai oleh Roy sebagai kedinamisan politik.

“Secara teknis bisa saja tidak direstui oleh DPP, atau karena alasan politik misalnya tidak terserapnya aspirasi partai politik, otomtatis lartai harus menentukan sikap toh,” ujar Roy.

Kemudian bicara soal kans poros ketiga, Roy menilai hal ini relatif tidak beda jauh jauh dengan kedua petahana yang kini bakal saling adu janji politik. Hanya saja untuk mendulang elektoral diperlukan kerja keras bagi poros ReSi.

“Pada segmen pemilih tertentu, seperti swing voters atau undicided voters, dengan catatan mereka tidak menemukan harapan pada kedua incumbent,” papar Roy.

“Hanya saja kehadiran poros ketiga ini saya menilai sangat menguntungkan petahana nantinya, segmen pemilih yang tidak menyukai petahana, akan mudah terhimpun pada satu calon penantang, jika hanya ada dua pasang kontestan,” imbuhnya.

Akan tetapi jika ada poros ketiga maka kategori pemilih yang tidak menyukai petahana berpotensi jadi terbelah. Artinya secara kalkulasi yang diuntungkan dalam hal ini ya petahana.

“Jadi jika ada tiga poros maka yang berpotensi tergerus elektabilitasnya adalah poros penantang petahana,” tuntasnya. (izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *