Persaingan Pilgub Jabar Bakal Ketat

BANDUNG— Lingkaran Survei Indonesia (LSI Network Denny JA) merilis figur calon gubernur di Pilgub Jabar 2018 hingga saat ini belum ada yang kuat.

Sekalipun ada figur yang sudah mempunyai popularitas tinggi, tapi belum ada yang perkasa atawa sangat kuat.

Bacaan Lainnya

“Maka Pilkada Jawa Barat 2018 akan diwarnai persaingan ketat. Seluruh figur yang potensial maju sebagai kandidat belum ada yang menjadi matahari tunggal, saya bilang,” ungkap Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI, Toto Izul Fatah, di Bandung, Sabtu (7/10).

Bahkan, lanjut Toto, elektabilitas Ridwan Kamil yang sudah resmi diusung Partai NasDem juga belum cukup kuat karena masih berada di bawah 40 persen, masih berpeluang untuk disalip calon lain.

Namun, tingkat keterpilihan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dan mantan wakil gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf mulai meroket. Indikasi persaingan ketat itu tergambar dari elektabilitas seluruh figur yang potensial maju sebagai calon gubernur seperti Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, Dedi Mulyadi, dan Dede Yusuf. Semua kandidat masih mempunyai kendala sama, yakni belum adanya jaminan pengusungan dari partai politik. “Termasuk Deddy Mizwar oleh PKS dan Ridwan Kamil oleh NasDem,” katanya.

Semua figur termasuk Ridwan Kamil yang menempati urutan teratas tingkat keterpilihan, masing-masing belum memiliki pemilih militan, yakni pemilih yang absolut, tidak akan lari ke figur lain meski diguncang oleh isu hebat apapun terhadap jagoannya. Pemilih militan atau strong supporter semua figur masih di bawah angka 19 persen.

“Sementara pemilih yang masih ragu atau tidak militan masih di angka 52 persen. Artinya pemilih ini masih sangat mungkin berubah. Tentu kandidat yang bisa meraih pemilih ragu itu, dialah yang akan menang,” katanya.

Dijelaskan, analisis itu merupakan hasil survei yang dilakukan dari 22 sampai 29 September lalu menggunakan metode multistage random sampling dari 440 responden serta margin error sekitar 4,8 persen. Dari beberapa pasangan calon yang disimulasikan, Ridwan Kamil konsisten di urutan pertama sisi keterpilihan.

Hanya saja pemilih militan Ridwan Kamil belum mencapai angka di atas 50 persen. “Lima puluh apalagi 60 persen itu angka yang sering kita gunakan untuk menyebut perkasa atau matahari tunggal,” ujar Toto.(atp/pojokbandung)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *