Hanafie Janjikan Kegiatan Agama Jadi Agenda Pemerintah

SUKABUMI— Dinilai kurangnya keterlibatan pemerintah dalam kegiatan keagamaan dalam hal ini kegiatan Rajaban dan Muludan, membuat bakal calon (balon) Walikota Hanafie Zain berencana mendorong kedua acara itu menjadi acara yang wajib dilaksanakan oleh Pemkot Sukabumi ketika dirinya terpilih.

“Kota ini kan, terkenal dengan kota santri. Jadi, segala bentuk kegiatan keagamaan harusnya di akomodir oleh pemerintah. Makanya, muludan dan rajaban insallah menjadi kegiatan pemerintah,” kata Hanafie kepada Radar Sukabumi, Kemarin (14/12).

Bacaan Lainnya

Menurut Hanafie, kegiatan rajaban dan muludan dari mulai tingkat Kota Sukabumi, Kecamatan sampai Kelurahan itu, nantinya bakal dibiayai oleh Pemkot Sukabumi.

Hal itu, untuk lebih gebyarnya dalam menyambut acara rajaban dan muludan tersebut.

“Biayanya kita alokasikan. Karena, ini untuk kegiatan keagamaan. Untuk besarannya, kita melihat peluang anggarannya dulu tapi pasti akan saya alokasikan,” katanya.

Hanafie yang juga mantan Sekretaris Daerah Kota Sukabumi itu mengaku, kebijakannya itu muncul lantaran adanya aspirasi dari masyarakat yang mengharapkan acara rajaban dan muludan secara gebyar itu dilaksanakan okeh pemkot sukabumi.

Maka dari itu, dirinya bakal merumuskan regulasinya agar rencananya itu menjadi visi dan misinya.

“Kan tidak sedikitnya, masyarakat ingin melaksanakan rajaban dan muludan yang gebyar. Nah, untuk gembarnya bisa dilaksanakan secara bersama-sama ditingkat Kota, Kecamatan dan kelurahan,” akunya.

Untuk kegiatan rajabatan dan muludan ditengah-tengah masyarakat, lanjut Hanafie, masyarakat masih bisa meleksanakannya disetiap ke RW an.

Kegiatan yang baik itu jangan sampai tidak dilaksanakan karena banyak mengandung kebaikan dan peningkatan ahlaqulkarimah.

“Laksanakan terus, rajaban dan muludan dapat menyatukan masyarakat. Semakin mencintai jungjungan kita Nabis Muhammad SAW yang menjadi contoh dalam berperilaku sosial dan keagamaan,” terangnya.

Bahkan kedepan, Hanafie berharap, masyarakat yang tidak menyukai rajaban dan muludan diharapkan dapat menyukseskannya dengan cara tidak mengganggu.

Artinya, masyarakat dapat saling menghormati satu dengan yang lainnya dalam kontek keagamaan.

“Ia, yang suka dan yang tidak suka. Bisa saling melengkapi, yang tidak suka juga selama itu baik untuk hubungan sosial lebih baik ikut saja. Insallah, semua hari-hari besar keagamaan di kota sukabumi akan kita peringati dengan baik,” harapnya. (sep/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *