Mengapa di Dunia Begitu Banyak Tegangan, Colokan, dan Soket Yang Berbeda?

Nusa Putra Teknik Elektro

Amerika Utara dan Tengah dan sebagian besar negara Amerika Selatan menggabungkan tegangan tunggal antara 110 dan 130 V dan frekuensi 60 Hz; pengecualian termasuk Argentina dan Chili (220/50), Peru (220/60), dan Bolivia (230/50). Afrika, Asia (selain Jepang), Australia, dan Eropa bekerja dengan tegangan yang lebih tinggi: 220 V di Rusia dan Ethiopia; 230V di Afrika Selatan; dan 240 V di Brunei, Kenya, dan Kuwait.

“Variasi colokan dan soket bahkan lebih membingungkan, mencerminkan efek abadi dari pilihan awal dan banyak sistem yang awalnya terpisah. Terdapat perbedaan 15 jenis steker dan soket, dengan dua kombinasi dominan,” ujar Kepala Program studi sekaligus dosen Teknik Elektro Universitas Nusa Putra Aryo De Wibowo MS, dalam memberikan kuliah Rangkaian Listrik.

Bacaan Lainnya

Ia menyebutkan di Amerika Utara dan Tengah, serta di Kolombia, Ekuador, dan Venezuela, hanya ada dua colokan standar, A dan B: A tidak memiliki ground dengan dua pin paralel datar (untuk lampu colokan dan beberapa peralatan kecil), B memiliki dua pin paralel datar dan pin ground bulat. Colokan A dan B juga digunakan di Jepang tetapi pin netral pada banyak colokan A Amerika yang lebih lebar daripada pin aktif.

Namun, di Jepang kedua pin memiliki lebar yang sama, jadi colokan A Jepang selalu berfungsi di Amerika Serikat tetapi colokan AS mungkin tidak berfungsi di Jepang.

Kombinasi dominan kedua (C dan F) digunakan di Eropa dan di sejumlah negara Asia. Tipe C (Europlug) memiliki dua pin bulat, dan penggunaannya terbatas pada peralatan yang membutuhkan 2,5 ampere atau kurang.

Steker F (diberi peringkat 16 A) memiliki dua pin bulat 4,8 milimeter yang terpisah 19 mm dan dua klip ground di samping. Tetapi Inggris Raya tidak menggunakan C dan F, dan steker G-nya (juga digunakan di Irlandia dan beberapa bekas koloni) memiliki tiga bilah persegi yang diatur dalam pola segitiga dan sekering terpadu (3 A untuk peralatan yang lebih kecil, 13 A untuk peralatan dengan tugas berat). Italia menggunakan C dan F dan juga steker L, dengan dua pin bulat dan pin ground di tengah, dan Swiss memiliki steker J, dengan pin yang sama tetapi dalam konfigurasi segitiga.

Beberapa negara (termasuk Lebanon dan Thailand) menggunakan lima colokan yang berbeda. Maladewa, sebuah kepulauan di Samudra Hindia, adalah salah satu negara terkecil di dunia, tetapi berbagi rekor jumlah colokan: enam (C, D, G, J, K, L).

“Jadi, sudahkah kita belajar dari sejarah ini untuk sekarang melakukan standarisasi colokan yang lebih baik untuk elektronik yang diproduksi secara massal dan didistribusikan secara global?,” pungkasnya. (*/wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *