Lewat Langkah Kecil di Sukabumi, Kelompok 11 KKN-T UMMI Tingkatkan Kelestarian Lingkungan 

DESA Girijaya menjadi saksi kesuksesan program kerja yang dilaksanakan oleh Kelompok 11 Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI). Berbagai program unggulan berhasil diwujudkan oleh mahasiswa KKN-T.

WAHYU, RADAR SUKABUMI

Bacaan Lainnya

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan semangat pengabdian serta kolaborasi bersama warga, mahasiswa UMMI sukses menyelesaikan sejumlah program kerja primer yang dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat setempat. Sejumlah program tersebut diantaranya, pembersihan drainase, seminar pengolahan sampah, sekolah adiwiyata, penanaman biopori di 10 titik rumah warga desa girijaya serta program penanaman bibit pohon.

Untuk aksi aksi pembersihan drainase sendiri, merupakan bagian dari program kerja utama di Desa Girijaya, Kecamatan Cidahu. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya banjir di musim hujan dan meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan desa.

Program pembersihan drainase ini dilaksanakan secara bertahap di setiap dusun yang ada di Desa Girijaya, dimulai dari Dusun 3. Tim KKN bersama warga setempat mulai bergerak untuk membersihkan titik-titik drainase yang tersumbat oleh sampah dan endapan sedimen. Pembersihan ini dilakukan secara gotong royong, mengedepankan semangat kebersamaan antara mahasiswa dan masyarakat desa. Dalam kegiatan tersebut, berhasil dibersihkan drainase sepanjang 22 meter yang sebelumnya mengalami penyumbatan parah.

Tidak hanya berhenti di Dusun 3, aksi pembersihan berlanjut ke Dusun 4 pada hari berikutnya. Di dusun ini, kegiatan dimulai dari wilayah Kasepuhan dan berakhir di kediaman Kepala Dusun. Sama seperti di Dusun 3, tim KKN-T 11 UMMI dan warga setempat bersama-sama membersihkan drainase yang berpotensi menyebabkan banjir saat musim hujan.

Selain itu, mereka juga membersihkan pinggiran jalan sepanjang area yang direncanakan akan menjadi jalur jalan santai pada acara yang akan diselenggarakan pada tanggal 3 September 2024. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa area tersebut bersih dan nyaman bagi para peserta jalan santai nanti.

Memasuki hari berikutnya, hadirnya tokoh-tokoh desa dengan memberikan dukungan moral dan semangat kepada warga dan mahasiswa KKN untuk terus melaksanakan kegiatan tersebut. Selain drainase, mereka juga membersihkan tumpukan sampah di pinggir jalan yang direncanakan akan segera diperbaiki oleh pihak desa. Pembersihan ini sangat penting untuk memastikan bahwa proyek perbaikan jalan dapat berjalan lancar dan tidak terhalang oleh sampah atau sedimen yang menumpuk.

Kegiatan pembersihan drainase ini menjadi salah satu program kerja unggulan dari KKN-T 11 UMMI karena selain bertujuan untuk mengurangi risiko banjir, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Sampah yang menumpuk di drainase tidak hanya menyebabkan penyumbatan, tetapi juga bisa menjadi sumber penyakit. Oleh karena itu, edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan drainase dan lingkungan sekitar juga diberikan kepada warga setiap kali kegiatan gotong royong dilaksanakan.

Dengan program ini, mahasiswa KKN-T 11 UMMI berharap Desa Girijaya dapat menjadi desa yang lebih bersih, sehat, dan terhindar dari bencana banjir di masa mendatang. Keterlibatan aktif masyarakat desa dalam kegiatan ini menunjukkan semangat gotong royong yang masih sangat kuat di Desa Girijaya, yang tentunya menjadi modal penting bagi desa untuk terus berkembang ke arah yang lebih baik.

Selain pemberishan drainase, para mahasiswa ini melakukan seminar pengolahan sampah dengan penerapan sistem biopori untuk mendorong pengelolaan sampah dan pemanfaatan air hujan. Acara tersebut merupakan bagian dari program kerja primer Kelompok 11 KKN-T UMMI yang bertujuan memperkenalkan biopori sebagai solusi inovatif dalam pengelolaan sampah dan pengendalian limpasan air. “Kita hadirkan pemateri langsung dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi. Di mana program ini, menitik beratkan kepada pentingnya pengelolaan sampah dengan pendekatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta pemanfaatan air hujan sesuai dengan Peraturan Menteri LHK Nomor 12 Tahun 2009,” terang salah seorang perwakilan Mahasiswa KKN-T UMMI, Ismu Daffa.

Sebagai langkah awal sambung dia, kelompok 11 KKN-T UMMI akan membuat biopori di 10 titik sebagai contoh penerapan nyata. Warga yang bersedia berpartisipasi dalam penerapan biopori akan mendapatkan panduan penggunaan dan perawatannya dalam bentuk poster. Selain itu, peserta seminar juga diperkenalkan dengan alat biopori yang terbuat dari pipa PVC paralon yang dirancang secara mandiri oleh kelompok pelaksana. “Diharapkan, dengan adanya seminar ini, masyarakat Desa Girijaya dapat semakin aktif dalam menjaga lingkungan, mengolah sampah secara mandiri, dan memanfaatkan air hujan demi keberlanjutan sumber daya alam desa,” harapnya.

KUNJUNGAN: Kelompok 11 KKN-T UMMI saat melakukan kunjungan ke salah satu sekolah adiwiyata di Desa Girijaya, Kecamatan Cidahu, belum lama ini.FOTO : IST

Selain itu, para mahasiswa juga mengunjungi Sekolah Adiwiyata di SDN 2 Girijaya dan SDN 1 Cidadap. Program Sekolah Adiwiyata tersebut yaitu sosialisasi pemilahan sampah organik dan an organik. sosialisasi ini diikuti oleh siswa mulai dari kelas 4, 5, dan 6 di kedua sekolah tersebut. Dalam kegiatan itu,  para mahasiswa KKNT menjelaskan secara mendetail tentang perbedaan antara sampah organik, yang dapat terurai secara alami, dan sampah anorganik, yang membutuhkan proses pengolahan lebih lanjut. Tidak hanya melalui teori, anak-anak juga diajak untuk langsung mempraktikkan pemilahan sampah dengan tujuan memperdalam pemahaman mereka. “Dengan metode interaktif, siswa diajak memahami pentingnya menjaga lingkungan sejak dini melalui pengelolaan sampah yang baik,” tambahnya.

Sementara itu, untuk mengurangi risiko banjir dan mendukung pengelolaan limbah rumah tangga secara berkelanjutan, para mahasiswa juga melakukan penanaman biopori di 10 titik rumah warga desa girijaya. Hal itu untuk

Menindaklanjuti, hasil seminar pengolahan sampah sebelumnya.  “Tebtunya langkah nyata ini dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan melalui program pemasangan biopori. Program ini juga merupakan salah satu bagian dari program kerja utama kelompok 11 KKN-T UMMI di Desa Girijaya, yang bertujuan,” terang dia.

Kegiatan pemasangan biopori ini dilaksanakan di Dusun 3 dan Dusun 4 Desa Girijaya, dengan menargetkan 10 titik rumah warga yang siap menjadi pilot project dalam penerapan teknologi sederhana ini. Warga yang berpartisipasi dalam program ini menerima poster informasi yang memuat penjelasan rinci tentang alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan biopori, manfaat biopori bagi lingkungan, serta langkah-langkah teknis dalam proses pemasangannya. Poster ini berfungsi sebagai panduan visual dan edukatif bagi warga, dengan harapan mereka dapat melanjutkan pembuatan biopori secara mandiri di masa depan. Melalui sosialisasi ini, warga diperkenalkan dengan konsep bahwa biopori tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk mengelola limbah organik rumah tangga, tetapi juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, memperbaiki struktur tanah, serta mengurangi risiko terjadinya genangan air dan banjir.

“Alhamdulillah sambutan dari warga sangat positif. Mereka merasa program ini sangat membantu dalam mengatasi masalah limbah organik sehari-hari, yang sering kali menumpuk dan menjadi beban bagi lingkungan sekitar,” akunya.

Program pemasangan biopori ini tidak hanya berhenti pada pemasangan di 10 titik rumah warga. Kelompok 11 KKN-T UMMI juga berharap agar kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi warga lainnya di Desa Girijaya untuk mulai menerapkan biopori di rumah masing-masing. Dengan demikian, manfaat jangka panjang dari biopori dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, baik dalam hal pengelolaan sampah organik yang lebih baik, peningkatan kualitas tanah, hingga pencegahan banjir.

“Melalui kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat, Kelompok 11 KKN-T UMMI optimis bahwa perubahan yang lebih besar dalam hal pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan di Desa Girijaya akan terus berlanjut. Semangat untuk menjaga lingkungan dan berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem lokal menjadi warisan yang ingin ditinggalkan oleh Kelompok 11 KKN-T UMMI kepada masyarakat setempat,” sambungnya.

Terakhir, para mahasiswa juga melajukan program penanaman bibit Pohon. Program ini sebagai upaya mendukung kelestarian lingkungan dan meningkatkan kualitas udara di wilayah pedesaan. Kelompok 11 KKN-T UMMI berhasil melaksanakan program primer Penanaman Pohon di Dusun 1, 2, dan 4. Kegiatan ini menjadi salah satu langkah nyata untuk memperbaiki ekosistem di lingkungan pedesaan, yang kerap menghadapi tantangan akibat perubahan iklim dan berkurangnya kawasan hijau. Sebanyak 50 bibit pohon ditanam di beberapa titik yang telah dipetakan, dengan jenis pohon yang terdiri dari bibit Mahoni, Jabon, Sengon, dan Pucuk Merah. “Pemilihan bibit ini tidak sembarangan, melainkan berdasarkan pertimbangan jenis pohon yang mampu bertahan di lingkungan sekitar dan berpotensi memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Mahoni dan Jabon dikenal sebagai pohon penghasil kayu berkualitas, sedangkan Sengon dan Pucuk Merah memberikan keindahan visual serta memiliki kemampuan menyerap polusi yang baik,” ungkapnya.

Selain itu, beberapa jenis pohon yang ditanam seperti Mahoni dan Sengon diharapkan dapat dimanfaatkan secara ekonomis oleh masyarakat setelah pohon tumbuh besar, seperti untuk kebutuhan industri kayu atau kerajinan. “Dalam jangka panjang, pohon-pohon yang ditanam juga bisa membantu meningkatkan sumber daya ekonomi desa melalui hasil-hasil kayu dan keindahan alam yang bisa menarik wisatawan,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *