Mahasiswi UNPAD, Ciptakan Sumber Inulin Dari Bonggol Pisang

Alya Nur Ramadhanti
Alya Nur Ramadhanti mahasiswi Fakultas Teknologi Pangan, Universitas Padjajaran UNPAD menciptakan sumber inulin dari binggol pisang

SUKABUMI– Pada masa pandemi seperti sekarang ini, kepedulian masyarakat terhadap konsumsi makanan sehat  semakin tinggi. Salah satu kandungan bahan pangan yang memberikan efek menyehatkan bagi tubuh adalah  inulin.

Inulin merupakan serat pangan yang larut dalam air, tidak dapat dicerna oleh enzim namun mampu difermentasi  oleh mikroflora usus besar. Inulin termasuk ke dalam kategori prebiotik karena mampu menstimulasi  perkembangan bakteri baik dalam usus, menekan jumlah bakteri patogen dalam usus, sebagai pangan fungsional  yang secara khusus dapat meningkatkan sistem imun, mempercepat proses penyerapan mineral di dalam tubuh,  mencegah terjadinya kanker usus, dan dapat mempengaruhi konsentrasi kolestrol di dalam tubuh. Inulin dapat  digunakan sebagai pengganti lemak pada filling, dressing, spread, dairy product (ice cream dan yogurt), frozen  dessert dan bakery.

Bacaan Lainnya

Salah satu mahasiswi Fakultas Teknologi Pangan, Universitas Padjajaran UNPAD menciptakan sumber inulin dari  binggol pisang. Mahasiswi itu adalah Alya Nur Ramadhanti, ia melakukan penelitian dan mengolah bonggol pisang menjadi  sumber inulin.

“Salah satu alternatif sumber inulin di Indonesia yaitu bonggol pisang. Hal ini dikarenakan kandungan utama pada  bonggol pisang yaitu karbohidrat sebesar 66,2% yang terdiri dari galaktooligosakarida, fruktooligosakarida, dan  inulin. Selain itu juga terdapat kandungan bioaktif seperti tanin dan polifenol,” ujar mahasiswi asal Sukabumi ini.

Namun, masih banyak orang yang belum mengetahui sebenarnya apa itu bonggol pisang. Bonggol pisang  merupakan batang pohon pisang yang berada di dalam tanah yang memiliki banyak mata tunas sebagai cikal bakal  tanaman baru dan merupakan tempat tumbuhnya akar, sementara batang pelepah pisang yang berada diatas tanah  merupakan batang semu.

Selama ini, bonggol pisang masih menjadi limbah pertanian karena belum banyak orang yang mengetahui manfaat  serta cara mengolahnya, padahal cara mengolah bonggol pisang tidak terlalu sulit. Ekstraksi inulin dari bonggol  pisang dapat dilakukan dengan mencuci dan memotong bonggol pisang segar menjadi irisan tipis kemudian  dihaluskan bersama akuades dan dipanaskan untuk melarutkan inulinnya.

Setelah itu diendapkan semalaman dan endapannya dipisahkan. Endapan tersebut kemudian dikeringkan dan  dihaluskan hingga berbentuk serbuk, inulin bonggol pisang siap untuk dijadikan sebagai bahan tambahan  makanan. “Bonggol pisang selain dapat diolah menjadi ekstrak inulin, dapat juga dimanfaatkan sebagai tepung  substitusi pada pembuatan mie dan biskuit karena mengandung prebiotik didalamnya sehingga makanan yang  dikonsumsi menjadi lebih sehat,” pungkasnya. (wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *