Kemenag Kaji Pembentukan Fakultas Haji-Umrah

JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) tengah mengkaji pembentukan Fakultas Haji dan Umrah. Menyusul kebutuhan berbagai layanan haji dan umrah yang kian kompleks, baik dari aspek agama maupun non-agama.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Nizar Ali mengungkapkan, saat ini, Program Studi (Prodi) terkait Haji dan Umrah di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) berada di dua fakultas. Yaitu Fakultas Dakwah dan Komunikasi atau Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Bacaan Lainnya

Ada pula yang berpandangan, prodi bidang haji-umrah itu relevan di Fakultas Tarbiyah (Pendidikan) atau Syariah (Hukum Islam).

Seiring banyaknya pengembangan IAIN (Institut Agama Islam Negeri) menjadi UIN (Universitas Islam Negeri), fakultas-fakultas non-studi agama, seperti ekonomi dan bisnis juga bermunculan.

Prodi Haji-Umrah ada yang diletakkan di Fakultas Dakwah, karena terkait Prodi Bimbingan dan Konseling Islam atau Manajemen Dakwah. Mengingat, salah satu layanan penting dalam penyelenggaraan haji-umrah adalah bimbingan ibadah, khususnya manasik haji dan umrah dan turunannya.

Sementara itu, PTKI yang menempatkan Prodi Haji-Umrah di Fakultas Ekonomi-Bisnis, dikarenakan melihat aspek manajemen dan bisnis dalam penyelenggaraan haji-umrah ini makin menantang dan dinamis.

“Yang dibutuhkan bukan hanya pembimbing ibadah haji profesional, tapi juga tenaga profesional dalam pengelolaan sisi bisnis haji dan umrah, sebagai bisnis jasa yang demand dan animo pasarnya terus meningkat,” kata Nizar, yang juga mantan Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kemenag.

Nizar menyerukan, pentingnya pembicaraan akademik yang komprehensif para rektor dan pemangku kebijakan PTKI untuk merespons ini.

Aspek haji-umrah makin kompleks dan dinamis. Kini, keuangan haji, baik yang berasal dari setoran awal calon jamaah, maupun sisa Dana Abadi Umat, jumlahnya makin besar, dan dikelola khusus secara profesional oleh Badan Pengelola Keuangan Haji, sehingga bisa diinvestasikan, agar manfaatnya makin besar bagi jamaah dan publik luas. Maka, diperlukan pula tenaga terampil bidang keuangan haji.

Dari aspek pariwisata, haji dan umrah merupakan bagian penting dari tren global layanan Islamic Tourism, atau wisata halal, yang kini menjadi salah satu faktor signifikan penggerak perputaran ekonomi, baik global maupun domestik.

“Ini berarti, tidak cukup sekadar prodi, sudah harus jadi fakultas,” kata Mastuki, Juru Bicara Kemenag yang pernah menjadi Kasubdit di Direktorat Pendidikan Tinggi Islam ini.

Selain mengembangkan Fakultas Haji dan Umrah yang menampung prodi-prodi spesifik, bisa pula berupa Fakultas Wisata Halal atau Pariwisata Islam, sehingga mencakup wisata halal non-haji-umrah, yang kini juga berkembang dan Indonesia memiliki peluang besar.

Sejumlah hotel, sebagai bagian krusial wisata halal, banyak yang mengurus sertifikasi halal, atau mendeklarasikan diri sebagai hotel syariah.

 

(esy/jpnn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *