Ciptakan Generasi Emas, 102 Mahasiswa PGSD Universitas Nusa Putra Sukabumi Ikuti Character Building

UNP
CEPAT : Salah satu mahasiswa PGSD penerima beasiswa di Universitas Nusa Putra mengikuti kegiatan Character Building.

SUKABUMI – Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Nusa Putra (UNP) menggelar kegiatan Character Building yang bertempat di Bumi Mandiri Center, Jalan Kadudampit KM. 6, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Rabu (23/11).

Mengusung tema “Find Your Identity Being a Golden Generation”. Kegiatan Character Building ini diikuti 102 mahasiswa penerima beasiswa PGSD Universitas Nusa Putra Sukabumi  untuk meningkatkan rasa syukur para mahasiswa penerima beasiswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai ajang mempererat tali silaturahmi antar mahasiswa, dengan dibuka langsung oleh Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama yang juga diwakilkan oleh Student Creativity and Activity Unit (SCAU) Gia Yosep Gunawan.

Bacaan Lainnya

Dalam sambutannya Gia mengatakan, para mahasiswa penerima beasiswa Nusa Putra memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Sehingga kegiatan ini dipersiapkan sebagai wadah untuk mengembangkan potensi mahasiswa agar dapat menjadikan manusia yang berkualitas.

“Dengan diadakannya kegiatan ini berharap para mahasiswa penerima beasiswa tersebut di atas memiliki identitas yang berkarakter untuk menyiapkan dirinya sebagai generasi emas,” terangnya kepada Radar Sukabumi, Senin (28/11).

Ketua Pelaksana Character Building Pariz Alparuq mengatakan, para mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini adalah mahasiswa penerima beasiswa Nusa Putra diantaranya program Beasiswa Bupati Sukabumi, Beasiswa Wali Kota Sukabumi, Beasiswa Atlet, Beasiswa Santri, Beasiswa Tahfidz Quran, Beasiswa Pluralisme Non Muslim, Beasiswa Difabel, Beasiswa Seniman, Beasiswa Juara Olimpiade, Beasiswa Ketua OSIS, Beasiswa Indonesia Timur, dan Beasiswa Afirmasi Non Jawa Barat.

“Sebagai seorang calon pendidik maka mahasiswa harus memiliki sikap integritas, tanggung jawab serta sikap lainnya yang mencerminkan Pancasila sebagai pedoman mereka dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” ucap Pariz.

Adapun kegiatan ini para mahasiswa juga menerima materi yang meliputi kepemimpinan (Leadership), kerja sama tim (Teamwork), toleransi (Tolerance) dan juga diiringi oleh permainan-permainan yang mendukung materi yang ada.

Salah satu pemateri, Teofilus Ardian Hopeman memberikan materi tentang kepemimpinan. Dalam menyampaikan materi Teofilus bercerita tentang Nabi Daud AS dan Jalut (Goliath). Berdasarkan kisah tersebut dapat diketahui bahwa faktanya, Nabi Daud AS merupakan sosok yang pemberani, bertanggung jawab, taat dan rela berkorban. Sedangkan, Jalut (Goliath) merupakan sosok pemimpin yang arogan, serta memandang rendah orang lain.

Meski memiliki tubuh yang tegap dan tinggi, dalam peperangan Jalut (Goliath) berhasil dikalahkan oleh Nabi Daud AS yang ukuran badannya pun tampak seperti orang normal pada umumnya.

Dari kisah tersebut dapat diambil sebuah pembelajaran tentang kepemimpinan Nabi Daud AS yakni mau belajar dan juga rendah diri. Adapun awal dari kejatuhan seorang pemimpin yaitu harta, tahta, dan pasangan.

“Sebagai seorang pemimpin, kita juga harus mempelajari tiga kata penting dalam kehidupan yaitu tolong, maaf, dan terima kasih,” ucapnya.

Teofilus menyebut seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau belajar, memiliki skala prioritas, adanya komunikasi, dan juga taat.

Sementara pemateri kedua Dhea Adela dan Fitria Nurulaeni menyampaikan materi kerja sama (Teamwork). Mereka mengatakan bahwa kerjasama tim merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan.

Tidak dipungkiri, akan selalu ada tantangan dan rintangan dalam menjalin kerjasama. Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa setiap individu sangat membutuhkan kehadiran orang lain untuk menumbuhkan nilai-nilai persatuan serta kerukunan, itulah alasan mengapa kita hidup berkelompok.

“Dengan kerjasama, insyaallah pekerjaan seberat apapun akan terasa lebih ringan. Sehingga, pencapaian tujuan dari pada organisasi tersebut dapat selesai dengan baik dan cepat,” ucap Fitria.

“Hal yang sangat penting dalam menjalin kerjasama tim yaitu komunikasi yang baik,” terangnya.

Materi ketiga yakni tentang toleransi yang disampaikan oleh Joko Suprapmanto dan Utomo sebagai Ketua Prodi PGSD Materi ini dibuka dengan sebuah cerita menarik antara Beki (seekor bebek) dan Coki (seekor ayam). Beki tidak dapat berjalan di jalan yang berbatu. hal ini disebabkan pada sela jari kaki Beki terdapat selaput yang dia gunakan untuk berenang. Sedangkan Coki, tidak bisa berenang seperti Beki karena pada sela jari kaki Coki tidak terdapat selaput seperti yang dimiliki Beki.

Berdasarkan cerita tersebut di atas nilai yang dapat kita ambil yaitu menghargai perbedaan. Berdasarkan kesimpulan cerita di atas, Joko mengatakan bahwa toleransi berarti menghargai keberagaman/perbedaan yang ada di sekitar.

”Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang istimewa. Keistimewaan yang dimiliki Indonesia terdiri keberagaman suku, bahasa, budaya dan agama,” tuturnya.

Hal ini didukung dengan penguatan yang disampaikan oleh Utomo yaitu sebagai mahasiswa yang dipersiapkan sebagai calon pendidik harus dapat memahami nilai-nilai sikap yang menjadi poin utama pada Profil Pelajar Pancasila.

Di akhir ia juga menyampaikan sebagai seorang pendidik maka kita harus memiliki sikap beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri.(wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *