Radja Nainggolan Kunci Kemenangan AS Roma

AS Roma mengakhiri laga kontra Torino, Sabtu (10/3) dini hari WIB dengan kemenangan telak 3-0. Namun, tak mudah I Lupi – julukan Roma, dalam meraih tiga poin tersebut. Stephan El Shaarawy cs sempat dibuat mandul pada babak pertama. Allenatore Eusebio Di Francesco pun membeberkan keberhasilan timnya mencetak 3 gol pada babak kedua.

Gol-gol Roma semua terjadi di babak kedua. Masing-masing oleh Kostas Manolas menit 56, Daniele De Rossi menit 73, dan Lorenzo Pellegrini pada menit 90. Bintang lapangan sesungguhnya adalah gelandang berdarah Indonesia, tepatnya Batak, Radja Nainggolan.

Dalam laga tersebut, Nainggolan memang tak mencetak gol. Namun, dia membuat dua assists untuk gol De Rossi dan Pellegrini.

Di Francesco sendiri mengakui bahwa Nainggolan menjadi kunci kemenangan timnya. Itu setelah dia mengubah skema permainan di babak kedua. Roma tampil dengan formasi 4-3-3. Namun, skema tersebut tak mampu menggoyahkan tembok kokoh Il Toro – julukan Torino. Meski dominan dalam penguasaan bola dan serangan, penetrasi ke pertahanan Torino kurang mematikan.

Serangan-serangan I Lupi selalu kandas sebelum mendakati kotak penalti Torino. Alhasil, babak pertama Roma dibuat mandul.

Memasuki babak kedua, Di Francesco belum melakukan pergantian pemain. Namun, dia mengubah skema permainan dari 4-3-3 menjadi 4-2-3-1. Kevin Strootman dan Daniele De Rossi lebih berfungsi sebagai gelandang jangkar. Sementara Cengiz Under dan El Shaarawy menjadi penyerang sayap kanan dan kiri. Sedangkan Patrik Schick bertugas sebagai goal getter.

Lantas, letak perubahan permainan Roma seperti apa? Di Francesco mendorong Nainggolan lebih ke depan dan diberi kebebasan bergerak dalam menyerang dan memberikan umpan matang. Mantan gelandang Cagliari itu pun lebih dekat dengan striker alias berfungsi sebagai trequartista.

“Permainan kami tak berjalan baik di babak pertama. Torino justru bermain lebih apik. Setelah jeda, saya meminta kepada Radja (Nainggolan) untuk lebih agresif bergerak ke depan dan membongkar pertahanan lawan serta banyak memberikan umpan matang,” sebut Di Francesco seperti dilansir Football Italia.

“Saya mengubah sistem permainan menjadi 4-2-3-1. Radja lebih dekat ke striker dan dia berhasil menciptakan masalah bagi pertahanan Torino,” imbuh Di Francesco.

Perubahan skema permainan di babak kedua membuat Roma lebih agresif. Nainggolan pun benar-benar menjalankan fungsinya sebagai penyerang lubang secara brilian. Dia bergerak terus-menerus tanpa lelah. Pada akhirnya, Nainggolan membuat dua assists dan Roma pun mampu mengemas 3 gol hingga pertandingan berakhir.

Video Cuplikan Gol Roma 3-0 Torino (Serie A)

AS Roma 3-0 Torino
(Manolas 56, De Rossi 73, Pellegrini 90)
SUSUNAN PEMAIN
AS Roma: Alisson; Florenzi, Manolas, Juan Jesus, Kolarov; Nainggolan, De Rossi (Pellegrini 84), Strootman (Gonalons 89); Cengiz (Gerson 76), Schick, El Shaarawy
Pelatih: Eusebio Di Francesco

Torino: Sirigu; De Silvestri (Barreca 71), Nkoulou, Moretti, Ansaldi; Rincon, Acquah (Edera 80); Falque (Niang 68), Baselli, Berenguer; Belotti
Pelatih: Walter Mazzarri

(epr/Football Italia/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *