Pesta Setelah Penantian Panjang

LIVERPOOL – Jumat (26/6) menjadi hari paling spesial buat Kopites—sebutan fans Liverpool. Setelah 30 tahun menanti gelar liga domestik, akhirnya paceklik gelar itu usai musim 2019-2020.

Kemenangan 2-1 Chelsea atas Manchester City di Stamford Bridge membuat The Reds—julukan Liverpool—mengunci titel pada matchweek ke-31. Margin poin Liverpool dengan City yang ada di posisi kedua sebanyak 23 poin dengan tujuh matchweek tersisa.

Bacaan Lainnya

Liverpool Echo menuliskan histeria pun terjadi hampir di semua bagian kota asal The Beatles itu. Meski ada larangan berkerumun karena pandemi Covid-19 belum berkesudahan tapi khusus kemarin Kopites seperti abai soal protokol kesehatan.

Tak terkecuali di sekitar kandang Liverpool, Anfield. Kopites yang berkerumun dan berselebrasi sambil menyalakan petasan suar membuat suasana di sekitar Anfield berkabut merah.

Pelatih Liverpool Juergen Klopp bersama skuadnya menyaksikan laga di salah satu hotel kawasan Merseyside. Dan saat diwawancara Sky Sports setelah peluit pertandingan Chelsea usai, pelatiih 53 tahun itu meneteskan air mata pada akhir tanya jawab.

“Titel ini untuk kalian semua, ini sungguh luar biasa. Merayakan pesta di dalam rumah atau depan rumah kalian dan rasanya sungguh menyenangkan,” kata Klopp. “Saya sebelumnya tak pernah membayangkan jika akan merasa seperti ini,” tambah pelatih yang musim lalu mempersembahkan titel Liga Champions tersebut.

Klopp pantas lega dengan titel domestik pada musim kelimanya di Liverpool ini. Setelah menjadi pecundang musim lalu, finis kedua di belakang City dengan margin poin satu (91-90), Klopp terlecut untuk musim ini.

Daily Mail menulis beberapa pertandingan di Premier League yang musim ini menjadi kunci kemenangan buat Jordan Henderson dkk. Yakni dari matchweek delapan (versus Leicester City, 6/10), sembilan (versus Manchester United, 21/10), sepuluh (versus Tottenham Hotspur, 28/10), sebelas (versus Aston Villa, 3/11), 12 (versus City, 11/11), dan 18 (versus Leicester, 27/12).

Dari keenam pertandingan terebut hanya melawan United, Liverpool gagal memetik poin maksimal karena bermain imbang 1-1 di Old Trafford. “Liverpool juga berhasil menang di menit-menit akhir setelah ketinggalan dulu lawan Leicester (6/10), Spurs (28/10), dan Villa (3/11),” tulis Daily Mail.

Manchester Evening News (MEN) menuliskan dalam paro pertama perjalanan musim 2019-2020 ini, Liverpool kehilangan dua poin dari poin maksimal 57. Bandingkan City yang kehilangan 19 poin dari poin maksimal 57.

“Selain itu dampak cederanya bek tengah Aymeric Laporte sejak September 2019 sampai Januari 2020 ternyata membuat Pep (Guardiola) kehilangan determinasinya kepada Liverpool. John Stones tak konsisten, Nicolas Otamendi sering lupa turun usai membantu penyerangan, maka Fernandinho pun turun membantu pertahanan,” tulis MEN.

Jika lini belakang City kedodoran maka lini belakang Liverpool tampil solid. Virgil van Dijk tetap menjadi aktor utama. Tapi ketika di awal musim Joel Matip cedera, Joe Gomez bisa menggantikannya dengan baik sebagai tandem Van Dijk.

Meski menjadi juara pada musim ini, pelatih United Ole Gunnar Solskjaer mengatakan kepada MEN sulit bagi Klopp untuk bisa menyamai apa yang dilakukan mentornya Sir Alex Ferguson. Dalam 26 tahun eranya di United, Sir Alex menghasilkan 13 titel Premier League.

Sementara itu, Football London menulis untuk ketiga kalinya Chelsea membantu satu tim buat juara Premier League. Pertama pada musim 2013-2014, Chelsea mengalahkan Liverpool 2-1 di matchweek 36 yang kemudian membuat City juara dengan selisih dua poin atas Liverpool (86-84).

Lalu pada musim 2015-2016, Chelsea menahan imbang Spurs pada matchweek 36 dan membuat Leicester juara untuk pertama kalinya dalam sejarah klub. (dra)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *