SURABAYA -– Sebanyak 359 anak di Surabaya kehilangan orang tuanya selama pandemi Covid-19. Mereka menjadi yatim, piatu, atau yatim piatu, setelah kematian orang tuanya, baik salah satu atau kedua-duanya karena Covid-19. Data itu dihimpun Dinas Sosial Kota Surabaya. Angka 359 anak yang menjadi yatim piatu itu didapat sejak masa awal pandemi.
”Dari data itu, tercatat 230 anak menjadi yatim, 124 anak menjadi piatu, dan sisanya yatim piatu,” terang Kasi Rehabilitasi Dinsos Surabaya Agus Rosid. Di antara mereka, lanjut Agus, sebanyak 123 masih duduk di bangku SD. Sedangkan selebihnya menempuh pendidikan tingkat menengah. ”Jumlah ini dimungkinkan masih bisa bertambah, seiring jumlah kematian karena Covid-19 yang masih terus terjadi,” tutur Agus.
Untuk mengurangi dampak psikologis terhadap kelangsungan hidup anak-anak tersebut, Agus memastikan Pemerintah Kota Surabaya melakukan upaya-upaya penanganan sesuai kebutuhan masing-masing anak.
”Diawali dengan melaksanakan pendataan dan pemetaan terkait analisis kebutuhan dari anak-anak yang orang tuanya meninggal akibat Covid-19. Berikutnya, melakukan pelayanan pendampingan psikososial dengan melibatkan perangkat daerah seperti DP5A melalui Puspaga (Pusat Pelayanan Keluarga),” papar Agus.
Bantuan juga diberikan dari relawan sosial. Mereka bertugas menumbuhkan dan menguatkan kapasitas diri agar anak-anak tidak trauma dalam menghadapi kenyataan hidup setelah ditinggal orang tuanya. ”Upaya lain yang dilakukan Pemerintah kota Surabaya adalah memberikan pemenuhan kebutuhan dasar setiap hari bagi anak-anak dalam bentuk pemberian permakanan sesuai standar gizi yang diperlukan,” ujar Agus.