Presiden Jokowi Minta Dunia Bersatu Atasi Krisis Pangan

Ajakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi
Ajakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi agar negara-negara keanggotaan G7 dan G20 bersatu padu menyelamatkan negara-negara berkembang dari krisis pangan dinilai tepat. (Antara)

JAKARTA — Guru Besar Universitas Indonesia Profesor Hikmahanto Juwana mengatakan, ajakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi agar negara-negara keanggotaan G7 dan G20 bersatu padu menyelamatkan negara-negara berkembang dari krisis pangan dinilai tepat. Pasalnya, saat ini ancaman kelaparan ekstrim mengancam masyarakat di negara berkembang.

Pernyataan Presiden Jokowi ini disampaikan dalam pandangannya pada KTT G7 sesi II dengan topik ketahanan pangan dan kesetaraan gender, yang berlangsung di Elmau, Jerman, Senin kemarin.

Bacaan Lainnya

“Iya betul, menurut saya ini pendekatan yang dilakukan oleh Pak Jokowi agar negara-negara dituju tidak memanasi Ukraina,” kata Prof. Hikmahanto saat dihubungi, Rabu (29/6).

Dikatakan Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani itu, dalam pidato Presiden Jokowi tidak langsung menyinggung soal bahaya perang yang terjadi di Ukraina, namun maksud dari pernyataan tersebut lebih pada mendamaikan dua negara Eropa Timur itu, karena produksi hasil pertanian (gandum) terbesar di dunia berada di Rusia dan Ukraina.

Bahkan, lanjut Guru Besar Universitas Indonesia itu, sebagian besar negara-negara berkembang berafiliasi atau masuk dalam keanggotaan NATO, hingga Presiden Jokowi mengharapkan ada jaminan dukungan perdamaian dari negara-negara tersebut saat bertemu dengan Presiden Rusia.

Kedua, lanjutnya, meski tidak dimunculkan di dalam pidato, tapi sudah disepakati lah bahwa jaminan dari negara-negara G7 untuk tidak terima Ukraina sebagai anggota NATO, karena ini menjadi bekal saat Pak Presiden bertemu sama Presiden Rusia.

“Sebab nanti juga Pak Presiden Jokowi ketemu sama Presiden Zelensky, nanti beliau akan mengatakan pokoknya saya harus mendapat jaminan bahwa anda tidak akan menyerang warga negara anda yang mempraktikkan budaya Rusia,” jelasnya.

“Ini yang nanti disampaikan Presiden dua hal ini kepada Presiden Putin, bahwa NATO tidak akan menerima Ukraina, dan kedua Ukraina tidak akan menyerang warga negaranya yang masih menggunakan budaya Rusia dan bahasa Rusia, hingga nanti beliau minta agar serangan ke Ukraina dihentikan,” tambahnya.

Dijelaskan Hikmahanto, pernyataan Presiden soal menyelematkan negara-negara berkembang dari krisis pangan ekstrim ini pasti diikuti oleh negara anggota G7 dan G20.

“Saya rasa ini imbauan dari Pak Presiden dan mungkin saja negara-negara ini akan mengikuti himbauan ini untuk selamat dari krisis pangan ekstrim, karena perang ini sudah terlalu lama di Eropa, semua sudah capek dan terus terang semua tidak tau tujuannya apa,” jelasnya.

Hikmahanto yakin betul, krisis pangan ekstrim ini akan menimpa negara-negara berkembang yang secara finansial sangat lemah, dan jutaan orang akan mati jika krisis pangan ini dibiarkan terjadi. Untuk itu, komitmen perdamaian yang dilakukan oleh Presiden Jokowi akan didukung penuh oleh negara-negara tersebut.

“Justru yang terdampak itu adalah negara berkembang yang secara finansial gak punya duit, yang kemudian pak Presiden bilang ini sekian juta orang akan terpengaruh, akan mati jika terjadi krisis pangan ini,” pungkasnya.

Pos terkait