Operasi Pasar Sampai Maret Tahun Depan

JAKARTA – Guna menjaga stabilitas harga pangan, Satgas Pangan melaksanakan operasi pasar. Kamis (22/11) operasi pasar dilaksanakan di Pasar Induk Cipinang, Jakarta. Untuk tahap awal, tidak kurang seratus ton beras mereka gelontorkan. Seluruhnya mereka lepas dengan harga Rp 8.500 untuk setiap kilogram. Sehingga masih ada selisih cukup besar dengan harga eceran tertinggi atau HET yang sudah diatur pemerintah.

Menurut Kadiv Propam Polri Irjen Listyo Sigit Prabowo, operasi pasar sengaja dilaksanakan agar harga beras di pasaran kembali normal. Belakangan harga beras memang naik. Sehingga dibutuhkan langkah strategis dari pemerintah agar kenaikan cepat diatasi. ”Kami dari Polri sepakat, kami akan kerja sama memastikan harga beras segera normal dan mencapai sasaran,” ungkap Listyo.

Mantan ajudan Presiden Joko Widodo itu memastikan stok beras yang tersedia masih memadai untuk memenuhi kebutuhan operasi pasar. Karena itu, dia sangat optimistis harga beras segera kembali normal. ”Kami yakin harga beras akan bisa diatasi,” ujarnya. Rencananya, operasi pasar bakal dilaksanakan sampai Maret tahun depan. Namun demikian, pelaksanaannya menyesuaikan kondisi di lapangan.

Dengan operasi pasar yang dimulai dari pasar induk, jenderal bintang dua Polri itu yakin harga beras di pasaran bakal mengikuti harga beras dari pasar induk. ”Biasanya dari pasar induk akan didistribusikan teman-teman di sini. Teman-teman di sini sudah punya jaringan distribusi,” jelas Listyo. Dia juga memastikan bahwa instansinya mengutamakan langkah preventif dalam mengontrol harga pangan. Termasuk di antaranya beras.

Tindakan tegas, sambung Listyo, merupakan langkah terakhir. Itu pun hanya dilakukan kepada pihak-pihak yang berbuat curang atau nakal. ”Apabila ada penyimpangan ada aturannya. Tinggal kami terapkan,” kata dia. Sementara itu, Kepala Satgas Pangan Kombes Nico Alfinto menyampaikan bahwa pihaknya belum mendapati pelanggaran terjadi. ”Semetara ini belum ada. Maka kami laksanakan tindakan preventif,” ujarnya.

Pria yang akrab dipanggil Nico itu menyebutkan, instansinya terus berkoordinasi dengan stakeholder lain yang juga bergerak bersama Satgas Pangan. Mulai pemerintah daerah (pemda), Bulog, maupun kementerian dan lembaga lainnya. Untuk memastikan langkah yang mereka ambil efektif, komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi di antara stakeholder itu terus berjalan. ”Dalam rangka menjaga stabilitas harga pangan. Khususnya sekarang beras,” ujarnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *