ODP di Sumut Turun 58,9 Persen, dari 4.064 Jadi 2.556, Ternyata Ini Sebabnya

MEDAN – Jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) virus corona (Covid-19) di Sumatera Utara mengalami penurunan cukup drastis. Dari 4.064 pada Sabtu (28/3/2020) menjadi 2.556 data terbaru Minggu (29/3/2020).

Hal ini diungkapkan Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, Minggu (29/3/2020).

Bacaan Lainnya

Aris mengatakan saat ini ODP hingga 29 Maret 2020 pukul 17.00 WIB berjumlah 2.556. “Angka tersebut berkurang hingga 58,9 % dari hari sebelumnya yang berjumlah 4064 orang, ujarnya.

Penurunan ini, kata Aris terjadi disebabkan ada penyesuaian kriteria dari ke-4 pedoman pencegahan dan pengendalian virus corona yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan yang membagi tiga klasifikasi dan tiga istilah yakni PDP (Pasien dalam Pengawasan), ODP dan orang tanpa gejala (OTG).

Dari 2.556 itu terdapat Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah yang harus berstatus ODP usai salah satu ajudannya dinyatakan positif Covid-19 dan tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.

Selain ODP, Aris menjelaskan ada 14 pasien positif corona di Sumut, dimana jumlah ini sama dengan Sabtu, kemarin. Aris juga melaporkan jika saat ini ada 15 pasien negatif corona yang masih dirawat.

“Sementara itu jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dirawat berjumlah 77 orang serta Covid-19 positif berjumlah 14 orang. Sudah ada 7 orang Covid-19 negatif yang sudah pulang,.” ungkapnya

Dari 77 PDP yang dirawat di sejumlah rumah sakit yang ada di Sumut itu sama jumlahnya dengan kemarin. “Seluruh PDP dirawat di rumah sakit yang ada di 7 Kabupaten kota mulai dari Medan, Pematangsiantar, Tanjungbalai, Deliserdang, Serdangbedagai, Dairi dan Mandailing Natal,” beberya.

Aris pun meminta masyarakat tetap mengikuti imbauan physical distancing atau menjaga jarak dengan orang yang lainnya. Baik saat berada di luar rumah ataupun di dalam rumah. Dia juga mengajak masyarakat untuk tidak panik dengan kelangkaan masker dan hand sanitizer.

Selain itu, Aris mengingakan masyarakat agar menjaga kekebalan tubuhnya agar mampu melawan Covid-19. “Antibodi penting stoknya di tubuh kita. Agar antibodi ini banyak, maka perbanyak konsumsi makanan yang mengandung vitamin C dan E setiap hari serta berjemur di pagi hari agar terpapar sinar ultraviolet pagi,” kata Aris.

Aris pun menjelaskan cara kerja antibodi. Sewaktu pertama kali masuk, virus ditolak tubuh dengan bersin. Jika masuk tenggorokan, akan dilawan dengan batuk. Sementara jika masuk ke dalam tubuh, maka penolakan tubuh adalah demam. “Kalau setelah demam, masih tembus juga barulah antibodi keluar melawan virus itu,” jelas Aris.

Selain itu, Aris juga menyampaikan bahwa sabun juga sangat efektif membunuh virus. Bahkan dengan sabun apa saja. “Kelemahan virus ini bisa dengan sabun, kalau tidak ada hand sanitizer pakai sabun apa saja,” kata Aris. (nin/pojoksatu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *