Miris, Warga Muara Lebak Terpaksa Gunakan Air Sungai yang Keruh

Air Besih
KRISIS AIR : Warga terpaksa menggunakan air Cisadane yang keruh karena pasokan Tirta Pakuan masih tersendat.

BOGOR – Warga RW 10 Kampung Muara Lebak, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor terpaksa memanfaatkan Sungai Cisadane. Kendati kondisi air keruh, warga tetap menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti mandi hingga mencuci pakaian.

Terlebih, pasokan air dari Perumda Tirta Pakuan masih mengalami gangguan. Pantauan Radar Bogor (Jaringan radar Sukabumi), sejak pagi warga hilir mudik ke sungai.

Bacaan Lainnya

Ya, sejak Minggu (18/7/2021) terjadi kebocoran pipa transmisi air baku 1.000 mm jalur Intake Ciherang Pondok – IPA Dekeng di area pembangunan jalur ganda (Double Track) KRL Bogor-Sukabumi di Kelurahan Genteng, Kecamatan Bogor Selatan. “Sudah dua hari terakhir mandi di Cisadane karena air PAM (Perumda Tirta Pakuan) mati,” ungkap Januarsyah Sugianto (38) warga Kampung Muara Lebak, Selasa (20/7/2021).

Tak sendiri, dirinya juga mengajak anak dan istrinya mandi di sungai tersebut, terlebih saat ini bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Bapak empat anak itu mengeluhkan, gangguan pelayanan air perusahaan plat merah itu, lantaran kesulitan untuk mandi, mencuci pakaian, dan buang air besar BAB.

Sedangkan, untuk mendapatkan layanan air, tak ada alternatif lain selain memanfaatkan aliran sungai Cisadane meski kondisinya kotor. Dirinya berharap, gangguan ini segera diselesaikan Perumda Tirta Pakuan karena untuk wilayah tersebut, dirinya mengaku belum mendapatkan bantuan suplai air dari mobil tangki. “Belum ada bantuan suplai air, saya inginnya perbaikan cepat selesai,” kata pria yang kerap disapa Janu.

Sementara itu, Rezqina salah salah satu warga Kelurahan Tegalgundil, Kecamatan Bogor Utara mengaku geram dengan kebocoran pipa transmisi air baku 1000 mm milik Perumda Tirta Pakuan. Rezqina mengaku memanfaatkan air galon agar untuk mendapatkan air bersih yang cukup. Sebab, sejak Senin (19/7/2021) aliran air ke rumahnya sudah tidak mengalir.

Tak hanya itu, saat mandi Rezqina juga mesti berhemat air lantaran di rumahnya ia tinggal bersama adik dan kedua orangtuanya. “Mandi juga paling cuma enam gayung, terus sabunan, terus enam gayung lagi untuk bilasan. Buat wanita mandi enam gayung mana puas atuh,” keluhnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *