KPBB Sebut ‘Market Leader’ Industri AMDK Biang Kerusakan Jalur Sukabumi-Jakarta

Truk AMDK Kecelakaan
LAKA LANTAS : Truk over dimension overload (ODOL) saat terlibat lakalantas. (foto : ilustrasi)

JAKARTA – Armada truk industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di sepanjang jalur SukabumiJakarta leluasa mengangkut muatan dua kali lipat lebih dari yang izinkan, kata sebuah dokumen investigasi, dalam sebuah modus pelanggaran aturan transportasi skala nasional yang berujung kerugian negara sedikitnya Rp 40 triliun per tahun.

“Kerugian akibat Over Dimension Overload kendaraan angkut barang itu belum menghitung dampak kecelakaan dari kasus pecah ban, under-speed yang menyebabkan tabrak belakang, patah as (axles), dan rem blong akibat tidak mampu menahan momentum kelebihan beban,” kata Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB), Ahmad Safrudin, dalam pemaparan hasil riset pekan lalu.

Bacaan Lainnya

Over Dimension OverLoad, kerap disingkat ODOL, merujuk pada tonase dan muatan kendaraan roda empat yang melebihi daya pikul jalan dan struktur jembatan. Teorinya, truk ODOL kurang stabil, lebih sulit dikendalikan dan membutuhkan jarak yang lebih panjang untuk pengereman (deselarasi). Truk juga sukar melakukan akselerasi, keteteran menyusul kendaraan lainnya dan sebab itulah kerap jadi biang kemacetan di jalan raya, utamanya di jalan tol. Di sisi lain, beban truk yang berlebih memicu tingginya rengangan pada ban kendaraan. Ban jadi cepat panas dan robek.

Sementara itu, truk jadi otomatis perlu bahan bakar yang besar dan efisiensi mesin berkurang karena rasio beban terhadap kekuatan mesin tidak ideal. Efek lanjutannya, seperti mudah ditebak, adalah dampak lingkungan yang multidimensi, mulai dari efek tremor yang konstan di sepanjang jalur, polusi udara dan gas rumah kacah serta kebisingan. Data Kementerian Perhubungan pada 2017 menyebutkan ODOL angkutan barang memaksa pemerintah mengeluarkan Rp 43 triliun untuk perbaikan kerusakan infrastruktur lalu lintas angkutan jalan raya di berbagai daerah.

“Ini sangat disayangkan, setiap tahun pemerintah terpaksa menganggarkan biaya yang besar untuk pemeliharaan dan perbaikan rutin lebih awal dari usia estimasi jalan ketika dibangun. Penelitian KPBB mendata fenomena ODOL terjadi pada pengangkutan sedikitnya 23 jenis komoditas, termasuk batu, plastik, besi, tanah, bijih plastik, semen, minyak goreng, BBM dan batu bara, “jelasnya

Namun, menurut Ahmad, angkutan barang berupa cairan, utamanya air minum kemasan, memiliki potensi kecelakaan lebih besar akibat efek momentum cairan (fluida) pada laju truk. Dia merujuk pada fenomena sloshing, yakni pergeseran tiba-tiba koordinat pusat masa cairan (fluida), yang mempengaruhi momen guling terutama pada medan jalan berupa bidang miring, tikungan atau dalam posisi berhenti mendadak.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *