Bocah 10 Tahun Tergantung di Kos-kosan, Diduga Korban Pemerkosaan

Seorang bocah berinisial KR, 10, gantung diri di sebuah kos-kosan di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima, Kamis (14/5) WITA. Foto: antara

BIMA – Polisi masih terus mendalami kasus kematian bocah 10 Tahun berinisial KR yang jasadnya ditemukan tergantung dalam kos-kosan di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, pada Kamis (14/5).

Korban yang sebelumnya meninggal karena gantung diri tersebut ternyata diduga korban pembunuhan. Bahkan, korban diduga diperkosa terlebih dahulu sebelum dibunuh.

Bacaan Lainnya

Dari hasil visum pihak Rumah Sakit Bhayangkara Mataram pada Sabtu (16/5), ditemukan tanda-tanda kekerasan di bagian tubuh dan luka di bagian sensitif korban.

Kasat Reskrim Polres Bima Kota, Iptu Hilmi Manossh Prayugo, SIK mengungkap bahwa korban diduga diperkosa terlebih sebelum dibunuh.

Setelah itu, baru jasad korban digantung terduga pelaku di depan kamar kos-kosan itu.

“Indikasi adanya pembunuhan, karena terdapat luka di bagian tangan, leher dan luka robek pada bagian sensitif korban,” jelasnya.

Tak hanya itu, pada bagian sensitif korban juga ditemukan adanya cairan. Untuk memastikan apakah cairan tersebut adalah sperma atau bukan, akan dibuktikan melalui tes DNA yang akan dilakukan dalam waktu dekat.

Kecurigaan itu juga sesuai dengan hasil visum luar yang dilakukan RSDU Kota Bima, bahwa ditemukan luka pada tangan, kaki, punggung dan wajah.

Untuk memperkuat kebenaran tentang indikasi itu, upaya autopsi terhadap korban telah dilakukan pada Sabtu (16/5) di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram.

“InshaAllah besok hasil autopsinya sudah kami terima. Sementara jenazah korban, kini masih dalam perjalanan dari Mataram ke Kota Bima,” terangnya.

Sementara itu, sembilan orang saksi telah dimintai keteranganya secara resmi oleh Penyidik dan dugaan keterlibatan mengarah kepada seorang pria berinisila PA asal NTT yang saat itu berada di indekos tersebut.

Kendati telah menemukan indikasi kuat dugaan keterlibatan PA dalam kasus ini, yang bersangkutan belum ditetapkan sebagai tersangka.

Sebab, kasus ini masih dalam ranah penyelidikan secara mendalam oleh penyidik PPA Sat Reskrim .

“Dugaan kuat keterlibatan pelaku PA, karena ia tinggal jauh dengan istri di kampung dan saat kejadian dia satu-satunya pria yang ada di lokasi kejadian,” ujar Haryo Tejo.

Indekos itu juga hanya memiliki satu pintu gerbang, dan keterangan saksi tidak melihat dan mendengar gerbang kos tersebut terbuka dan tidak ada orang lain yang masuk.

Dalam rentang waktu hingga ditemukan tergantung di tali jemuran, korban tidak keluar jauh dari kos-kosan, hanya keluar sebentar di dekat kos untuk membeli snack.

Menurut saksi, hubungan pria tersebut dengan keluarga korban sangat dekat. Dia baru menempati kos-kosan itu sekitar tiga bulan yang lalu.

Sementara korban bersama orang tuanya sudah lima sampai enam bulan.

Sejauh ini penyidik masih bekerja keras dan profesional serta terukur dalam mengungkap kasus ini, dan penanganannya masih dalam tahap penyidikan.

“Jika terdapat perkembangan lebih lanjut tentang kasus ini, kami akan memberikan penjelasan resmi,” katanya.

Berkaitan kasus tersebut, terduga pelaku akan dikenakan pasal berlapis berkaitan pembunuhan berencana dan pasal tentang pemerkosaan.(antara/jpnn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *