Chandra Asri : Masalah Sampah Bisa Diatasi dengan Kolaborasi, Begini Pejelasannya

Circular Economy Specialits Chandra Asri Nicko Setyabudi memaparkan permasalahn sampah plastik dalam sesi Ekonomi Sirkular
Circular Economy Specialits Chandra Asri Nicko Setyabudi memaparkan permasalahn sampah plastik dalam sesi Ekonomi Sirkular sebagai Solusi Penanganan Sampah di Indonesia di Hotel Akmani, Jakarta pada Sabtu (29/10/2022). (Tangkapan Layar)

JAKARTA — Circular Economy Specialits Chandra Asri Nicko Setyabudi meyebutkan, permasalahan sampah di Indonesia terutama sampah plastik bisa diatasi dengan kolaborasi seluruh stakeholder.

“Persoalan sampah ini sebetulnya bisa kita atasi dengan cara berkolaborasi, antara aktivis, masyarakat, pemerintah dan yang lainnya,” ujar Nicko Pada acara Workshop dan Fellowship yang digelar Suara.com dan Chandra Asri, yang dilaksanakan di Ballroom Hotel Akmani Jakarta pada Sabtu (29/10/2022) bertema ‘Ekonomi Sirkular sebagai Solusi Penanganan Sampah di Indonesia.’

Bacaan Lainnya

Saat ini kata Nicko sapaan akrabnya, pihaknya tengah berfokus kepada keberlanjutan Chandra Asri dalam mengelola soal sampah untuk berkelanjutan. “Kami juga melihat perlu ada upaya sebuah perusahaan dan pabrik agar tidak berdampak negatif soal sampah ini. Pasalnya, ada beberapa yang kami lakukan mengenai lingkungan, aspek ekonomi dan sebagainya, dan ini dikhawatirkan bisa menjadi kendala, untuk menyelesaikannya,” katanya.

Bahkan, pihaknya saat ini juga tengah mengambil terobosan soal soal sampah didaur ulang menjadi sabuk pengaman. “Tentunya, dari sisi lingkungan bakal mengurangi soal sampah plastik. Ini juga tentunya bisa menjadi trend tersendiri, maka kita harapkan terobosan soal daur ulang sampah ini bisa terus berkelanjutan,” harapnya.

Selain masalah kualitas sampah plastik yang masih tercampur dengan sampah lainnya, beberapa jenis kemasan plastik juga masih memiliki nilai rendah, karena keterbatasan teknologi, market, dan kolektibilitas. Oleh sebab itu selain penting untuk pemilahan di sumber, Pemerintah dan Industri perlu mengembangkan teknologi dan model bisnis untuk mengatasinya.

Berdasarkan data dari Sustainable Waste Indonesia (SWI) mengungkapkan, saat ini pengelolaan atau pengolahan sampah masih menjadi pekerjaan rumah atau PR yang sangat krusial di Tanah Air. Pasalnya, berdasarkan data Kementerian LHK, Indonesia saat ini menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada 2020, terutama sampah plastik.

Meski, pada pusat perbelanjaan di sejumlah daerah sudah mengurangi penggunaan kantong plastik. Nyatanya, berdasarkan data dari SWI, jenis sampah kedua terbanyak saat ini adalah plastik.

Direktur Sustainable Waste Indonesia (SWI) Dini Trisyanti mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya, komposisi sampah berdasarkan jenis sampah ini terbanyak adalah sisa Makanan 39,99 persen. Sedangkan, untuk kayu atau ranting 12,84 persen, kertas karton 12,07 persen, plastik 17,73 persen, kaca 2,34 persen, karet/kulit 1,75 persen, kain 2,5 persen, logam 3,16 persen, lainnya 7,62 persen.

“Ini tentu menjadi PR kita bersama di Indonesia, apalagi Negara kita ini tercatata eksplor kertas terbesar di dunia lima besar,” katanya, saat memberikan materi di hadapan para peserta dari sejumlah media di daerah.

Bahkan kata dia, dari data Kementerian LHK menyebutkan juga penyumbang sampah terbesar berasal dari rumah tangga yakni sebanyak 37,3%. Sedangkan, sampah dari pasar tradisional 16,4%, sebanyak 15,9% berasal dari kawasan dan 14,6% berasal dari sumber lainnya.

“Dengan adanya permasalahan sampah ini, diharapkan media juga bisa menjadi motor utama untuk menginformasikan soal kondisi sampah di Indonesia,” katanya.

Ditempat yang sama, Wakil Pimpinan Redaksi Suara.com Reza Gunadha menyampaikan peliputan tekait ekonomi sirkular penanganan sampah. Ia menjabarkan, untuk melakukan peliputan secara mendalam mengenai isu penanganan sampah di lingkungan ini ada yang harus beberapa poin dipenuhi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *