Peternak Sukabumi Desak Pemerintah Hadirkan Vaksin PMK

Peternak-Sapi-Sukabumi
Salah seorang pedagang hewan kurban di Jalan Pejagalan, Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong, saat mengecek hewan jualannya

SUKABUMI — Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) Sukabumi, mendesak pemerintah untuk segera menyalurkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK). Pasalnya, penyebaran penyakit ini membuat pengusaha dan peternak resah.

Ketua APPSI Sukabumi, Muhammad Adriano mengatakan, penyebaran PMK ini sudah sangat menyerbak di Indonesia. Sebab itu, perlu adanya penanganan serius dari pemerintah.

Bacaan Lainnya

“Menurut saya, PMK ini sudah sangat parah terutama dari petani, peternak sapi di Jawa Timur yang terdampak lebih dulu, terus di Jawa Tengah, lalu sekarang sudah masuk ke wilayah Jabar. Khususnya Tasik, Garut sudah KLB (Kejadian Luar Biasa), Pangalengan sudah sedih lah, masuk lagi ke Sukabumi,” kata Adriano kepada wartawan, Jumat (17/6).

Lanjut Andriano, APPSI sempat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI dan Kementerian Pertanian. Pemerintah memang mewacanakan tiga juta vaksin PMK dari Prancis namun jumlah tersebut tidak mencukupi total populasi sapi.

“Kami minta vaksin itu segera direalisasikan di seluruh Indonesia dengan tepat, karena ini sudah sangat terlambat. Ini pun sudah kami bawa ke dinas terkait khususnya di Kota Sukabumi, kami memberikan dukungan penuh meskipun mereka juga bukan tidak bisa apa-apa tapi sangat minim sekali hanya bisa mensosialisasikan,” bebernya.

Menurutnya, kondisi kesehatan sapi yang terpapar PMK jelas memukul para peternak sapi kecil. Terlebih, mendekati waktu lebaran Idul Adha ini belum banyak peternak yang berani menjajakan sapi di pinggir jalan.

“Seperti yang dilihat ya harusnya di jalan-jalan itu sudah ramai. Tapi karena ada virus PMK ini selain merugikan ratusan ribu sapi dipotong paksa, dari total kerugian itu bisa ratusan miliar dan dampak ekonominya sudah triliunan,” ungkapnya.

Para pedagang, terpaksa menutup pasar dan menunda berjualan sapi kurban. Para peternak bahkan mengaku belum berani menjual sapi-sapi tersebut, sebelum meyakini kondisi kesehatannya baik.

“Dari Dinas Peternakan sebetulnya sudah diperiksa, tapi kami belum berani jual lihat kondisi sapinya dulu, kalau seminggu tidak ada kendala baru bisa dikeluarin. Ini sapinya datangkan langsung dari Kupang seminggu yang lalu,” cetusnya.

Kendati demikian, sambung Andriano, pedagang sapi tetap khawatir dengan adanya penyebaran penyakit tersebut. “Namanya penyakit tidak tahu. Alhamdulillah ini sehat semua, tapi kan virus tidak bisa dilihat karena itu perlu adanya vaksin,” tukasnya. (bam/radar sukabumi)

Peternak Sapi Sukabumi
Peternak sapi, Oman sedang memberi makan hewan ternaknya yang jumlahnya tak banyak karena tak memiliki stok akibat tidak adanya pasokan dari luar jawa.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *