Penggunaan Ikat Sunda Pecahkan Rekor Dunia

SUKABUMI — Aksi penggunaan iket Sunda oleh 2.130 orang dalam kegiatan Bhakti Lemah Cai sekaligus rangkaian HUT Kota Sukabumi ke 104 memecahkan rekor dunia dari Record Holders Republic (RHR).
Indonesia Vice President of RHR Lia Mutisari mengatakan, Kota Sukabumi berhasil mengalahkan jumlah penggunaan iket sudah dari Kabupaten Kabupaten Karawang yakni sebanyak 1.162 orang.

“Tetapi, Karawang hanya tingkat nasional saja. Sedangkan, Kota Sukabumi memecahkan rekor dunia,” kata Lia kepada Radar Sukabumi, di Gedung Widarya Kencana (GWK) Jalan Jalur Lingkar Selatan, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, kemarin (30/3).

Adapun mekanismenya lanjut Lia, pertama datang di GWK pihaknya terlebih dulu melakukan penghitungan ikat yang belum dibagikan dengan jumlah 2.200. Namun, ketika dihitung dilapangan jumlah yang memakai ikat Sunda lebih dari yang sudah didata yakni mencapai 2.130 orang.

“Sangat luar biasa memang, karena jumlah yang memakai ikat Sunda ternyata lebih dari data yang ada. Hal ini, membuktikan bahwa Kota Sukabumi mampu mempertahankan budaya yang ada,” ujarnya.

Ia meminta, para pemuda dan komunitas dapat mempertahankan pemecahan rekor dunia ini. Bahkan, peraihan itu harus dijadikan motivasi serta sebagai pendongkrak agar lebih baik lagi ke depannya dalam mempertahankan budaya Sunda.

Karena, tak dipungkiri seiring globalisasi saat ini, budaya Sunda semakin terkikis. Untuk itu, pemecahan rekor dunia ini dapat merangsang para pemuda agar mempertahankan budaya Sunda salah satunya dengan memakai ikat Sunda.

“Kami harap, dengan adanya pemecahan rekor ini dapat membuat masyarkat lebih peduli terhadap lingkungan. Tak hanya itu, Sukabumi bisa menciptakan prestasi lainnya khsusnya dalam rekor dunia,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Lemah Cai, Ade Ruli Bahtiar mengungkapkan, aksi tersebut diikuti dari beberapa komunitas serta kalangan budayawan dengan katagori yang dilaksanakan.

Seperti, bersih-bersih sungai, tanam pohon, melepas benih ikan dan penampilan seni budaya oleh TNI dan Polri.

“Aksi ini, merupakan bukti nyata budayawan dan para komunitas Kota Sukabumi bahwa budayawan lebih dekat dengan lingkungan.

Ini nantinya akan menjadi acuan kegiatan rutin komunitas, meskipun sebelumnya juga sudah berajalan hanya saja tidak di ekspose,” paparnya.

Dirinya mengaku, akan berusaha mempertahankan peraihan rekor dunia tersebut. Terlebih, peraihan ini akan menjadi rangsangan bagi para pemuda khsusnya yang tergabung dalam komunitas di Sukabumi. “Ya, mudah-mudahan bisa lebih baik lagi ke depan. Karena kami akan terus berupaya melestarikan budaya Sunda khsusnya memakai ikat,” tutupnya. (cr16/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *