Wali Kota Sukabumi Minta Lestarikan Sungai

Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi
Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi bersama perwakilan UPTD Cisadea-Cibareno Dinas SDA Provinsi Jawa Barat, Para SKPD Kota sukabumi, relawan dan aktivis lingkungan saat menebar benih ikan di Sungai Cipelang

GUNUNGPUYUH— Pemerintah Kota Sukabumi melalui Dinas Lingkungan Hidup melakukan aksi bersih-bersih kali bertajuk ‘Go Clean Our River’ di Teras Cipelang Kecamatan Gunungpuyuh, Selasa (1/11).

Dalam aksi tersebut dihadiri langsung Walikota Sukabumi Achmad Fahmi, perwakilan UPTD Cisadea-Cibareno Dinas SDA Provinsi Jawa Barat, Para SKPD Kota sukabumi, relawan dan aktivis lingkungan.

Bacaan Lainnya

Dalama kesempatannya, Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi mengatakan, program membersihkan aliran sungai itu sudah lebih dulu digulirkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup sejak tahun 1989. Tujuannya untuk mensterilkan sungai dari sampah dan limbah yang kemudian menjadi kegiatan resmi sejak tahun 1995.

“Hari ini kami Pemkot Sukabumi akan melaksanakan gerakan edukasi, sosialisasi kepada masyarakat, sekaligus melibatkan berbagai pihak atau komponen pecinta lingkungan hidup. Harapannya masyarakat menjaga lingkungan sehingga lingkungan ini menjadi berkah, bukan menjadi musibah bagi masyarakat,” kata Fahmi.

Diterangkannya, di wilayah Kota Sukabumi sendiri terdapat tiga aliran sungai utama. Sungai Cipelang itu menjadi salah satu fokus penanganan sterilisasi sampah di akhir tahun 2022.

Ditempat terpisah, Plt. Dinas Lingkungan Hidup Kota Sukabumi, Endah Aruni menambahkan, terkait gerakan program kali bersih ini sebagai upaya melestarikan sungai untuk kelestarian hidup, sehingga harus dijaga kelestariannya dan bebas dari sampah. Apalagi pemerintah pusat sudah mencanangkan program Indonesia bersih bebas sampah pada tahun 2025, mendatang.

“Sekarang kita tetap mengedukasi masyarakat bahwa sungai itu salah satu yang harus dijaga kelestariannya dan harapan kita dengan adanya program kali bersih ini, masyarakat sekitar khususnya yang dibantaran sungai bahwa air sungai itu harus tetap terjamin,” imbuh dia.

Sementara itu, Kasi Sundawapan UPTD Cisadea-Cibareno Dinas SDA Provinsi Jawa Barat, Ana Purnama Sari mengungkapkan kondisi sungai di wilayah Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur dalam kondisi kritis. Persoalan mengenai sampah, limbah dan pemukiman di bantaran sungai masih menjadi masalah penyebab banjir.

“Kondisinya sungai di kita itu cukup kritis karena memang dari sisi debit air tinggi terus penanganan-penanganan sungainya masih belum maksimal. Permasalahan utama di kita itu masalah sampah, banyak limbah ditambah bangunan liar di sepanjang sungai,” terang Ana.

Ana tak memiliki data detail terkait pemukiman yang menempati bantaran sungai. Akan tetapi, apabila dilakukan penyisiran sungai maka banyak ditemukan pelanggaran-pelanggaran yang menjadi faktor terjadinya banjir.

“Kalau kita sisir banyak pelanggaran-pelanggaran. Itu salah satunya yang menjadi pemicu banjir untuk saat ini. Limbah apalagi, biasanya yang melakukan penindakan dari Satpol PP Jabar atau Polda Jabar,” katanya.

Lebih lanjut, jumlah sungai besar yang ada di bawah pengawasan UPTD Cisadea Cibareo berjumlah 147 aliran sungai dengan ribuan anak sungai. Jumlah yang begitu besar dengan SDM yang minim menjadi penghambat dalam penanganan sungai.

“Jadi tidak bisa hanya PSDA saja karena memang ini (masalah) konflik. Kita biasanya melakukan sosialisasi dengan menghidupkan TKSDA (Tim Koordinasi Sumber Daya Air) itu kita bangun, kita undang dari berbagai lapisan masyarakat dalam satu forum, nanti kita diskusikan langkah-langkahnya seperti apa,” pungkasnya. (cr4/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *