Dinkes Kota Sukabumi Gaungkan Program Getol TBC

Kantor Dinkes Kota Sukabumi
Kantor Dinkes Kota Sukabumi, Jalan Suryakencana, Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole

SUKABUMI — Upaya penanganan dan pencegahan kasus Tuberkulosis (TBC), terus digencarkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi. Misalnya saja, dengan menggalakan program Gerakan Kolaborasi Totalitas Turunkan TBC (Getol TBC).

Plt Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, Drg Wita Darmawanti mengatakan, program Getol TBC ini sebagai upaya mencegah kasus Tuberkulosis dengan melibatkan unsur pentahelix.

Bacaan Lainnya

“Pada tabun ini, kami akan terus berupaya menangani dan pencegahan terkait kasus TB di Kota Sukabumi salah satunya melalui program Getol TBC,” kata Wita kepada Radar Sukabumi, Rabu (4/1).

Wita menjelaskan, program tersebut sebagai salah satu upaya Dinkes Kota Sukabumi dalam menekan kasus TBC. Pasalnya, hingga saat ini temuan kasus TBC masih cukup tinggi hal itu terbukti, terhitung Januari hingga Desember 2022 terdapat sebanyak 1.970 kasus.

“Dari jumlah total kasus yang ada hanya 68 persen keberhasilan pengobatan. Artinya, kesadaran masyarakat dalam hal pengobatan ini masih harus ditingkatkan,” ujarnya.

Adapun, sambung Wita, kasus TBC resisten obat terdapat sebanyak 22 kasus. Semantara, terdapat sebanyak 336 anak yang mengidap TBC.

“Dalam hal pengobatan perlu adanya dukungan kuat dari pihak keluarga pasien untuk dapat konsisten meminum obat selama tiga bulan. Karena jika terlambat, maka pasien TBC harus kembali mengulangnya dan lebih bahaya jiga sudah resisten obat sehingga perlu penanganan lebih serius,” beberya.

Sebab itu, guna menekan kasus tersebut Dinkes menggandeng semua unur untuk melakukan sosilaisasi dan edukasi terkait TBC tersebut.

“Tentunya dalam penanganan kasus TBC ini kami melibatkan semua unsur dan juga kami terus berupaya mensosialisasikannya kepada masyarakat khususnya para pelajar agar dapat mengetahui gejala maupun upaya pencegahannya,” cetusnya.

Menurutnya, terdapat beberapa gejala TBC diantaranya, batuk lebih dari dua minggu tidak sembuh, sering berkeringat malam hari, napsu makan berkurang, penurunan berat badan dan gelaja lainnya.

“TBC ini sangat mudah menular melalui udara sebab itu masyarakat yang merasakan gejala tersebut jangan batuk maupun bersin sembarangan. Jika merasakan gejala tersebut, masyarakat harus segera melakukan berobat,” pungkasnya. (bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *