SUKABUMI – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi, memastikan kegiatan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah
mampu mengembalikan semangat dan motivasi sekolah Adiwiyata.
Kepala Dinas DLH Kota Sukabumi Asep Irawan mengatakan, pada tahun ini menjadi awal kebangkitan dari semangat memperbaiki tata kelola sampah yang sejak lama telah dirintis sekolah yang menyandang status Adiwiyata. “Boleh jadi apa yang disampaikannya sebagai bentuk kegundahan dia atas beberapa fakta salah satunya data yang dirilis Bank Dunia tahun 2023,” kata Asep kepada wartawan, Kamis (8/8).
Dimana, lanjut Asep, Indonesia berpredikat negara penghasil sampah terbesar ke lima di dunia. Diperoleh keterangan bahwa produksi sampah di Kota Sukabumi, 184,4 ton per hari.
“Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk 360 ribuan, jadi rata-rata satu orang penduduk Kota Sukabumi, dari bayi sampai orang tua, memproduksi sampah 0,5 kg per hari. Kemudian data berikutnya, sampah yang dikelola DLH, 73 persen dibuang ke TPA,” ujarnya.
Sementara, smapah yang diolah masyarakat ada dikisaran 27 persen. Jumlah itu berasal dari sampah yang diolah dari sektor rumah tangga, sekolah, pasar rumah makan dan sebagainya. “Itu artinya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah masih minim,” terangnya.
Menueutnya, DLH mencoba untuk mengubah paradigma agar hasil pengolahan sampah itu porsinya bisa lebih besar. Salah satu yang fundamental adalah pendidikan di sekolah. “Bagaimana caranya pendidikan di sekolah ini, bisa memutus atau mengurangi kebiasaan buruk masyarakat dimulai sejak dini,” terusnya.
Salah satunya mengadakan sosialisasi kepada sekolah dengan program Adiwiyata ini. Ada sekitar 50 sekolah ada Adiwiyata mandiri, Nasional, provinsi dan kota. Terhenti karena adanya Covid. Di 2024 ini kita coba updating dan sosialisasikan lagi.
“Ke depan kita akan menggalakkan lagi bank sampah unit yang ada di kelurahan dan sekolah-sekolah. Nanti sekolah memilah sampah dan distorkan ke DLH. Nanti sampah-sampah yang punya nilai jual dijual dan ada nilai sharing. Sekolah pendamping akan kembali dibangkitkan lagi karena lama tertidur ada Covid,” pungkasnya. (Bam)