SUKABUMI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, menggelar outbound Pengembangan Kapasitas Tim Reaksi Cepat (TRC) bagi relawan kelurahan tangguh bencana (Keltana).
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD, Zulkarnain Barhami mrngatakan,a outbound tersebut untuk meningkatkan kemampuan TRC dalam merespon penanganan darurat bencana.
“Ya, mengingat TRC kelurahan merupakan ujung tombak dalam merespon kejadian penanganan darurat yang terjadi” kata Zulkarain kepada Radar Sukabumi, Minggu (26/2).
Selain itu, peserta juga diminta agar dapat mengembangkan jejaring lintas sektor dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana (PB). TRC yang sedang dikembangkan saat ini, dimulai dari kelurahan tangguh bencana sebagai tindak lanjut acara kemitraan dan kerja sama pada even seminar penguatan pentahelix dalam menghadapi ancaman sesar Cumandiri pada Januari lalu.
“Saya harap peserta dapat mengembangkan jejaring penyelenggaraan penanggulangan bencana. Perlu diperhatikan bahwa proses tersebut tidak dapat dilakukan satu atau dua instansi saja, tetapi dibutuhkan kerjasama semua pihak, karena bencana adalah urusan bersama,” ujarnya.
Sebagai salah satu program prioritas BPBD, outbound dilaksanakan dalam dua hari. Adapun, peserta yakni 20 orang dari unsur masyarakat dan aparat dilibatkan sebagai peserta kegiatan tersebut dengan pembagian menjadi dua kelompok masing-masing sepuluh orang.
Sebagian besar, peserta berasal dari utusan kelurahan tangguh bencana yang dibentuk BPBD seperti, Kelurahan Benteng, Cisarua, Cikundul, Cipanengah, Citamiang, Gunungpuyuh, Jamekar, Nyomplong, Subangjaya, Sudajaya Hilir, Situmekar, Sriwedari dan Karamat serta Kelurahan Karang Tengah.
“Sementara instruktur dan fasilitator dan simulator dari BPBD,” paparnya.
Sementara, Bimbingan Teknis (Bimtek) pengembangan kapasitas diisi dinamika kapasiti building dengan diiringi pemberian materi paparan, tanya jawab, tugas kelompok, studi kasus, dan fun games membangun kerjasama bagi para peserta.
“Materi yang disampaikan terdiri dari manajemen respon cepat penanganan darurat, kerjasama tim, pembentukan TRC, pengantar pengkajian cepat, standar pemenuhan kebutuhan dasar, teknik pencarian dan pertolongan korban bagi petugas lapangan serta bantuan hidup dasar,” jelasnya.
Tak hanya itu, para TRC yang mengikut pelatihan diberikan studi secara khusus praktek komunikasi bencana lapangan, menggembleng anggota dengan bongkar pasang tenda secara cepat dan keterampilan menyelamatkan korban secara vertikal rescue.
“Setelah itu, dilanjutkan kaji cepat atas kejadian yang terjadi untuk dilakukan penetapan status darurat bencana,” pungkasnya. (bam)