Ratusan Penyintas Tanah Bergerak di Nyalindung Sukabumi Kini Tempati Huntap, Lima Tahun Menunggu

Huntap Nyalindung Sukabumi
Sekda Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman mendampingi Kepala Badan Pelaksana BPKH, Fadlul Imansyah, saat peresmian dan serah terima hunian tetap

SUKABUMI – Ratusan penyintas bencana tanah bergerak yang menerjang wilayah Kampung Gunung Batu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, akhirnya kini bisa bernafas lega.

Lantaran, keinginan warga yang sudah bertahun-tahun untuk memiliki hunian tetap (Huntap), kini dapat terwujud setelah Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) melalui DT Peduli melakukan pembangunan Huntap bagi korban terdampak bencana alam yang terjadi pada beberapa tahun lalu.

Bacaan Lainnya

Kepala Badan Pelaksana BPKH, Fadlul Imansyah kepada Radar Sukabumi mengatakan, saat ini BPKH telah melakukan serah terima hunian tetap di Kampung Haji BPKH Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi.

“Jadi hari ini, kita melihat bahwa telah dibangun 129 unit rumah yang merupakan realokasi dari tempat hunian sebelumnya yang terkena bencana, dan kami melakukan distribusi kemaslahatan melalui pembangunan ini dengan tujuan agar mereka dapat kembali melakukan aktivitas setiap hari,” kata Fadlul Imansyah kepada Radar Sukabumi usai melakukan peresmian dan serah terima hunian tetap Kampung Haji BPKH Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung pada Rabu (14/08).

Dari jumlah 129 unit rumah hunian tetap tersebut, sambung Fadlul, telah menghabiskan lahan dengan luas sekitar 5 hektare tanah yang disediakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi. “Kalau kita lihat dari perkampungan ini, selain dari 129 unit rumah, juga ada miniatur dari Ka’bah, kemudian miniatur dari Shofa Marwah, jamratul, sampai dengan sumur zam-zam,” ujarnya.

“Ini merupakan dari sosialisasi dan edukasi dari BPKH, terkait dengan rekrutmen calon jemaah haji Indonesia,” timpalnya.

Pembangunan Huntap di Kampung Haji BPKH Nyalindung tersebut, kata Fadlul, merupakan kali ketiga yang dilakukan oleh BPKH. Diantaranya, Kampung Haji Donggala dan Siji Sulawesi Tengah. Hal ini, dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya BPKH dalam menyelamatkan penyintas dari bencana alam.

Pembangunan hunian tetap bagi korban pergerakan tanah di Kampung Haji BPKH Nyalindung tersebut, telah menghabiskan anggaran Rp7,99 miliyar. “Anggaran itu bersumber dari dana abadi umat yang berjumlah Rp3,7 triliun dengan nilai manfaat setiap tahunnya mencapai Rp200 miliar,” paparnya.

Pihaknya juga telah memastikan, bahwa dalam setiap distribusi kemaslahatan, tidak menggunakan dana setoran awal haji. Namun, BPKH hanya menggunakan dana abadi umat. “Iya, itu pun tidak menggunakan pokok dari dana abadi umat, tapi menggunakan hasil atau nilai manfaat dari pengelolaan keuangan haji di dana abadi umat,” timpalnya.

Menurutnya, pembangunan dari dana yang dikeluarkan dari kemaslahatan ini, berasal dari dana abadi umat yang merupakan milik calon jemaah haji yang disisihkan dari pengeluaran keuangan haji. Sehingga dengan demikian diharapkan para warga yang tinggal di Kampung Haji BPKH Nyalindung tersebut, ke depannya dapat mengembalikan dana tersebut, dengan cara mendaftar menjadi calon jemaah haji.

“Iya, mungkin masih belum memiliki kemampuan untuk dicukupkan dari setorannya. Tapi, dengan memulai minimal Rp100 ribu atau Rp10 ribu per hari, mereka bisa menyisihkan dana haji, Insya Allah ini, bisa berkah buat mereka karena mereka sebenarnya dibantu oleh calon jemaah haji Indonesia,” tukasnya.

Masih ditempat yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman mengatakan, ia atas nama pribadi dan pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi, mengucapkan rasa syukur karena telah diresmikan Kampung Haji BPKH. “Jadi, tanpa bantuan BPKH dan darul tauhid, mungkin kita tidak akan berhasil,” kata Ade.

Kolaborasi yang baik ini, telah berhasil mewujudkan keinginan warga untuk mendapatkan huntap. Terlebih lagi, warga sebagai penyintas bencana alam di wilayah tersebut, sudah menunggu sejak 2019 lalu. “Masyarakat sudah beberapa kali audiensi dengan Pemda. Nah, dengan adanya bantuan ini dari BPKH dan darul tauhid, dapat terlaksana. Iya, itu jadi mempercepat untuk pembangunan,” timpalnya.

Pihaknya mengimbau kepada seluruh warga yang tinggal di huntap Kampung Haji BPKH Nyalindung tersebut, untuk tidak menjual atau menyewakan bangunan Huntap kepada orang lain. “Itu jangan diperjual belikan dan itu sudah diwanti-wanti. Jadi, pemerintah daerah memberikan itu (Huntap) kepada yang sekarang berhuni, jadi kalau misal nantinya diperjual belikan mereka akan repot juga,” bebernya.

Sementara itu, salah seorang warga penerima manfaat pembangunan Huntap di Kampung Haji BPKH Nyalindung, Odang (51) mengaku sangat bersyukur dengan adanya pembangunan huntap bagi warga yang terkenda dampak bencana alam tersebut.

“Alhamdulillah, selama 5 tahun tinggal di pengungsian hunian sementara (huntara), sekarang sudah dibangun Huntap. Tentu ini, membuat kami aman dan nyaman,” jelasnya.

Sewaktu menempati hunian sementara (Huntara), ia bersama keluarganya harus rela tinggal ditempat yang kurang nyaman. Selain panas, saat hujan deras, air pun dapat masuk secara bebas ke dalam ruangan Huntara.

“Alhamdulillah, sekarang sudah dibangun huntap dengan luas tanah 7×13 meter dan luas bangunan 5×7 meter. Ini cukup dan bersyukur yah, karena didalamnya terdapat 1 ruang tamu, 2 kamar tidur dan 1 toilet, sedangkan kelebihan tanah yang berada di belakang, akan dibikin dapur yang dibangun secara swadaya,” pungkasnya. (Den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *