Proyek Irigasi Cipeueut Disoal Warga

NYALINDUNG – Saluran irigasi Cipeueut, di Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung seminggu yang lalu sudah selesai. Namun ironisnya, meskipun proyek provinsi ini selesai, protes warga mulai bermunculan. Karena, warga menilai pelaksanaan proyek ini tidak transparan dan material yang digunakan pun diduga tidak sesuai spesifikasi.

Informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, selama pekerjaan proyek, warga tidak pernah melihat papan proyek pekerjaan. Padahal secara aturan, wajib hukumnya bagi pelaksana kegiatan untuk memasang papan informasi kegiatan. Tujuannya supaya proyek terawasi dan sesuai dengan spesifikasi.

Bacaan Lainnya

“Pasir yang digunakan pun oleh pelaksana proyek ini merupakan pasir yang tergerus air dari bukit. Dari ini saja menurut kami sudah tidak sesuai,” ujar tokoh pemuda warga Kampung Sirnagalih, RT 1/10, Kedusunan Ciurug, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung, Deni Kusnadi (35) kepada Radar Sukabumi, kemarin.

Menurut Deni, proyek pekerjaan irigasi ini selesai pada tujuh hari yang lalu. Namun menurutnya, selama pekerjaan pihak pelaksana tidak pernah mengajak ataupun memberikan informasi bahwa irigasi Cipeueut akan dibangun. “Dampaknya lihat saja pada kualitas pembangunan. Kami khawatir tidak akan bertahan lama, mengingat material yang digunakannya pun tidak sesuai,” akunya.

Deni juga menyebutkan, selain tidak melibatkan warga, pihak pelaksana juga diduga tidak koordinasi dengan pemerintah desa. Ia mengetahui hal itu ketika menanyakan langsung kepada Kades Wangunreja. “Saya sudah tanyakan kepada Pak Kades juga, ternyata beliau juga sama tidak tahu. Untuk itu, warga merasa kecewa, lantaran pembangunannya ini diduga asal-asalan,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Desa Wangunreja, Ali Nurdin menyatakan, menurutnya wajar jika warga memprotes proyek pembangunan saluran irigasi Cipeueut tersebut. Sebab warga khawatir jika pembangunan irigasi yang akan mengairi sekitar 1.000 hektare lahan pertanian di Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung dan Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah ini tidak bertahan lama.

Lantaran, dalam pelaksanaan proyeknya pihak pelaksana seakan-akan tidak memperhatikan kualitas. “Memang saat saya kontrol ke lokasi pembangunan itu juga tidak ada papan namanya. Belum lagi mereka banyak menggunakan pasir lokal. Sehingga, kulaitas pembangunan diduga kuat tidak sesuai dengan spesifikasinya,” timpalnya.

Ali pun mengaku tidak mengetahui secara percis berapa anggaran yang digunakan untuk pembangunan irigasi tersebut. Ia hanya mendapatkan informasi bahwa irigasi Cipeueut akan segera dibangun dari Dinas PU Bina Marga Wilayah II Provinsi Jawa Barat dan BPBD Kabuapaten Sukabumi.

“Saya taksir pembangunan irigasi dengan panjang 15 meter, lebar 3 meter dan ketinggian dua meter ini diangka ratusan juta rupiah,” pungkasnya.
Hingga saat ini, belum diketahui pihak pelaksana yang melakukan pengerjaan proyek irigasi Cipeueut tersebut. (cr13/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *