Pengunjung Pantai Sukabumi Diminta Waspadai Gelombang Tinggi

Petugas Satpol Airud Polres Sukabumi saat himbau pengunjung
HIMBAUAN : Petugas Satpol Airud Polres Sukabumi saat himbau pengunjung. (Foto : ist)

SUKABUMI — Sejumlah pengunjung pesisir pantai Kabupaten Sukabumi diminta untuk mewaspadai gelombang tinggi. Untuk memastikan aman, jajaran satuan polisi air dan udara (airud) Polres Sukabumi lakukan upaya preentif dan preventif.

Kasat pol airud polres Sukabumi AKP Tenda Sukendar mengungkapkan beberapa upaya mengantisipasi terjadinya kecelakaan laut baik terhadap pengunjung ataupun masyarakat pesisir dan nelayan pihaknya telah mengadakan giat preentif dan preventif.

Bacaan Lainnya

“Yaitu tadi kita memberi himbauan kepada pengunjung dan warga pesisir, serta nelayan yang tergabung dalam rukun nelayan yang ada diwilayah Kabupaten Sukabumi,” ungkap Tenda Sukendar kepada Radar Sukabumi. Senin, (19/9).

“Kita juga masuk ke HNSI untuk sama sama menghimbau kepada para nelayan, dengn menurunkan anggota yang giat piket yang tiap harinya kita tuntut giat sambang atau giat patroli itu sama kita gunakan untuk menghimbau kepada msyarakat yang ada di pesisir untuk berhati hati,” sambungnya.

Dijelaskan Tenda Sukendar sampai saat ini situasi gelombang pasang air laut diwilayah perairan Kabupaten Sukabumi eskalasinya terjadi masih cukup tinggi dengan ketinggian gelombang mencapai 2 meter sampai 3 meter, hal itu sesuai dengan perkiraan BMKG bahwa dari tanggal 18 sampai 21 September 2022.

“Kalau tindakan preventif ya menjaga di hari hari libur atau hari biasa titik titik kantong wisata yang tersebar di wilayah pantai kabupaten Sukabumi,” jelasnya.

Upaya lain, kata Tenda, kepada nelayan nelayan pihaknya melakukan dengan pendekatan kepada rukun nelayan dan HNSI maupun secara personal langsung kepada nelayan oleh anggota satpol airud yang melakukan tugas di lapangan.

“Kami melaksanakan informasi apa yang dirilis oleh BMKG mengenai perkiraan cuaca, baik itu cuaca hujan ataupun gelombang tinggi, kami informasikan kepada nelayan warga HNSI sebagai warning untuk hati hati, kalau kira kira tidak memungkinkan tidak melaut, kalau memungkinkan melaut selalu menjaga keselamatan saat melaut,” terangnya.

Lanjut Tenda Sukendar, dampak dari adanya informasi gelombang tinggi itu sebagaian nelayan tidak bisa melaut dan dari dampak cuaca yang ekstrem akhir akhir ini terjadi dua kejadian kecelakaan laut.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *