SUKABUMI – Sudah bukan rahasia lagi bahwa Sukabumi merupakan salah satu daerah yang rawan terhadap bencana, seperti gempa dan tsunami. Hal ini didukung dengan penelitian dan pengkajian ilmiah dari para pakar.
Untuk itu, sebagai bentuk upaya mitigasi kebencanaan, Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Stasiun BMKG Bandung Provinsi Jawa Barat menggelar rapat koordinasi.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu mengungkapkan bahwa Kabupaten Sukabumi terdapat sesar darat yang aktif antara lain seperti sesar Cimandiri, sesar Cipamingkis dan sesar Citarik.
“Sesar Cimandiri merupakan sesar yang paling aktif di Jawa Barat dan setidaknya telah terjadi puluhan gempabumi setiap bulannya yang disebabkan oleh sesar ini. Selain Sesar Cimandiri, sesar yang cukup aktif lainnya yaitu Sesar Cipamingkis.
Hal ini dibuktikan dengan ratusan gempabumi yang terjadi akibat sesar Cipamingkis pada tahun 2018 lalu.
Sedangkan untuk sesar Citarik juga mempunyai potensi kegempaan yang cukup tinggi, ini dibuktikan dengan akrivitas gempabumi yang jumlahnya sekitar 64 kali gempabumi yang terjadi tahun 2019,” kata Tehuh Rahayu kepada Radar Sukabumi.
Selain tingkat seismisitas yang tinggi, sambung Rahayu, wilayah Kabupaten Sukabumi juga berpotensi terdampak bencana tsunami lantaran berhadapan dengan zona subduksi Selatan Jawa Barat.
“Zona subduksi selatan Jawa Barat mempunyai potensi gempabumi yang tinggi dengan kekuatan gempabumi yang besar serta berpotensi menimbulkan terjadinya tsunami,” tandasnya.
Oleh karena itu, Stasiun Geofisika Bandung selaku Stasiun koordinator di wilayah Jawa Barat pada beberapa waktu lalu, melakukan koordinasi dan audiensi dengan Pemerintah Kabupaten Sukabumi terkait peta bahaya tsunami di wilayah pantai selatan di Jawa Barat.
“Kegiatan koordinasi dan audiensi ini dihadiri oleh Sekda Kabupaten Sukabumi, Kepala Pelaksana BPBD, Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman, serta Kepala Dinas Pekerjaan Umum,” tandasnya.
Dengan adanya kegiatan koordinasi dan audiensi ini, diharapkan dapat menghasilkan peta bahaya tsunami di wilayah Sukabumi, Jawa Barat serta mengetahui lokasi jalur evakuasi, TES dan TEA guna meningkatkan sistem mitigasi kebencanaan di wilayah Kabupaten Sukabumi.