Kasus DBD di Gunungguruh Sukabumi Meningkat di Tengah Corona

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi ternyata mengalami peningkatan di tengah pandemi virus corona. Terbukti, dari data yang tercatat Puskesmas Gunungguruh terhitung dari Januari hingga Juni 2020 terdapat 10 kasus.

Petugas Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2PM) Puskesmas Gunungguruh, Eri Kustiawan mengatakan, sepanjang tahun ini sudah ada 10 orang yang terjangkit penyakit DBD. “Kalau dilihat dari data yang ada, jumlah DBD sampai Juni cukup tinggi yakni mencapai 10 orang. Sedangkan, pada tahun lalu hanya 10 kasus itu sampai akhir tahun,” ungkap Eri kepada Radar Sukabumi, Jumat (5/6).

Bacaan Lainnya

Tidak menutup kemungkinan, lanjut Eri, hingga akhir tahun nanti jumlah kasus DBD ini bakal terus mengalami penambahan. “Sampai Juni saja jumlah DBD ini sudah sama dengan tahun sebelumnya. Ada kemungkinan jumlahnya terus bertambah,” imbuhnya.

Dalam mengantisipasi penyebaran penyakit itu, Puskesmas Gunungguruh terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh warga Kecamatan Gunungguruh, menggencarkan program kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap rumah tangga, melakukan Fogging atau pengasapan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

“Pada cuaca ekstrim saat ini, patut diwaspadai terhadap penyebaran penyakit DBD. Untuk itu, dalam mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut, petugas Puskesmas Kecamatan Gunungguruh selalu melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat soal bahaya DBD,” ujarnya.

Dalam hal ini, peran serta masyarakat sangat penting agar wilayah Kecamatan Gunungguruh terbebas dari ancaman DBD. Untuk itu, Puskesmas Gunungguruh selalu sosialisasi kepada masyarakat soal menjaga Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah dan lingkungan masing-masing. “Tidak mudah melakukan perubahan tanpa dukungan dan kesadaran dari semua pihak, khususnya warga,” ucapnya.

Menurutnya, program kader Jumantik sangat penting dilakukan, mengingat kondisi cuaca yang terjadi saat ini yang memungkinkan berkembang-biaknya nyamuk Aedes Aegypti dan menjadi penyebab penyakit DBD.

“Cara terbaiknya adalah rajin membersihkan rumah dari sarang nyamuk yang dilakukan jumantik. Langkah ini sangat mudah untuk melakukan pemberantasan DBD, apalagi bila dibarengi dengan pelaksanaan PSN,” paparnya.

Eri menambahkan, jika dilanjutkan dengan masyarakat mulai menerapkan PHBS di rumah dan lingkungannya, pasti rumah dan lingkungan mereka menjadi asri, indah dan nyaman. “DBD harus diberantas karena membahayakan kesehatan dan juga keselamatan warga. Untuk itu, semua pihak terlibat dalam upaya pencegahan ini. Sehingga wilayah Kecamatan Gunungguruh dapat terbebas dari penyebaran penyakit DBD,” tutupnya. (bam/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *