Hadapi Musim Pancaroba, Distan Himbau Petani Waspadai Serangan Hama Tikus

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Ajat Sudrajat, saat diwawancarai Radar Sukabumi soal kesulitan mendapatkan pupuk subsidi.

SUKABUMI – Memasuki perubahan musim dari musim hujan ke musim kemarau, berpotensi memicu maraknya serangan hama atau Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) seperti hama tikus.

Hal demikian disampaikan, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sukabumi, Sudrajat kepada Radar Sukabumi saat berada di Gedung Negara Pendopo Sukabumi, Jalan Raya Ahmad Yani, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi.

Bacaan Lainnya

“Saya menghimbau kepada seluruh petani agar meningkatkan kewaspadaannya. Karena musim padi sedang berlangsung, sekarang menjelang memasuki musim kemarau. Nah hama penyakit yang mengintai itu hama tikus,” kata Sudrajat kepada Radar Sukabumi pada Rabu (19/05/2021).

Apabila ada gejala yang mencurigakan terhadap tanaman, khususnya tanaman padi diharapkan para petani segera berkonsultasi atau melapor kepada pemerintah desa maupun kecamatan.

“Petugas di lapangan senantiasa siap untuk membantu para petani. Jangan sampai serangan itu sudah parah baru melapor. Iya, di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Sukabumi, ada petugas kita yang namanya BPP. Nah, nanti mereka yang akan menindaklanjutinya,” paparnya.

Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi telah menyiapkan petugas di setiap masing-masing kecamatan yang tersebar di Kabupaten Sukabumi untuk mengawasi serangan hama pada tanaman petani. “Petugas kami terus melakukan kerjasama dengan para petugas penyuluh di kecamatan untuk melakukan edukasi kepada para petani,” ujarnya.

Selain menyiapkan petugas khusus, sambung Ajat, ia juga telah menyediakan berbagai macam obat untuk mengantisipasi serangan OPT terhadap tanaman petani. “Bila ada serangan hama, disarankan petani segera menanggulanginya, namun jika serangan OPT ini sudah mewabah dan mengancam gagal panen, maka kami akan langsung turun ke lapangan untuk membasmi hama itu,” tandasnya.

Untuk itu, semua lahan pertanian dan semua kelompok tani harus berhati-hati dan sering mengecek lahan usaha taninya. Apabila, ada ciri-ciri hama tikus sejak dini, mulailah gerakan pemberantasan hama tikus dengan berbagai macam cara supaya populasi tikus sedikit dan supaya tanaman tidak cepet rusak.

“Kita sudah menggerakan seluruh personil penyuluh pertanian, petugas PUPT, pengamat hama terpadu, semua menggertak para kelompok tani, supaya berhati-hati terhadap serangan hama tikus terhadap tanaman padi di musim kemarau,” bebernya.

Sementara itu, Ketua RT 04 di Kampung Tanjakanlengka, Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar, Ginanjar mengatakan, para petani di Desa Parakanlima, khususnya lahan pesawahan di blok Lebakjero, Kampung Tanjakanlengka, terancam gagal panen yang diakibatkan oleh seranggan hama tikus.

“Dari lahan pesawahan seluas 13,5 hektare, lima hektare diantaranya tanaman padi di blok Lebakjero, telah diserang hama tikus,” kata Ginanjar kepada Radar Sukabumi.

Menurut Ginanjar,  para petani setempat sudah berupaya mengusir dan membasmi hama itu. Mulai dari memasang ranjau, menebar racun dan membakar semak-semak di sekitar sawah. Namun, upaya yang dilakukannya itu sampai saat ini belum juga membuahkan hasil.

“Bahkan, serangan tikus akhir-akhir ini semakin merajalela. Beberapa waktu lalu, sempat ada yang datang ke sini dari petugas BPP dan Dinas Pertanian. Mereka meninjau lokasi pesawahan yang terdampak dari serangan hama tikus tersebut,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait