Cuan Budidaya Porang di Sukabumi Menggiurkan

panen tanaman porang
Supporting Program Budidaya Tanaman Porang Kabupaten Sukabumi, Kustiawan bersama para petani Kecamatan Gunungguruh saat menunjukan hasil panen tanaman porang.

SUKABUMI – Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi mengklaim pandemi Covid-19 tidak terlalu memberi imbas pada sektor pertanian di Kabupaten Sukabumi.

Pasalnya, di saat sektor lainnya terjun bebas namun untuk sektor pertanian. Seperti perkebunan, perikanan, peternakan dan pertanian telah membantu untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi di masa merebaknya wabah virus corona.

Bacaan Lainnya

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Thendy Hendrayana kepada Radar Sukabumi mengatakan, pandemi ini telah berdampak cukup serius pada semua sektor. Tetapi untuk sektor pertanian tidak terjun bebas.

Untuk itu, dirinya menilai pada sektor pertanian di Kabupaten Sukabumi sangat membantu pertumbuhan ekonomi selama pandemi Covid-19.

“Namun, saat ini yang lagi ngetren di kalangan petani itu, adalah budidaya porang. Karena, memang pangsa pasarnya untuk kebutuhan ekspor,” kata Thendy kepada Radar Sukabumi pada Jumat (05/11).

Menurutnya, Kabupaten Sukabumi secara geografis dan demografis sangat luas dan wilayahnya terluas kedua se-Pulau Jawa dan Bali, terlebih lagi dalam lahan pertaniannya.

Sebab itu, untuk memaksimalkan lahan yang ada, ia terus melakukan edukasi kepada petani agar dapat memanfaatkan lahan. Seperti halnya, mulai mengembangkan budidaya tanaman porang.

“Kita juga sudah melihat kemarin di wilayah Kecamcatan Simpenan. Nah, disana ada tanaman porang dan ada keinginan dari para petani porang untuk dibantu soal pemanas atau pengering porang,” ujarnya.

Para petani budidaya porang membutuhkan bantuan dari pemerintah berupa alat pengering. Lantaran, alat yang ada di pembudidaya tanaman porang di Kabupaten Sukabumi, dinilai tidak cukup untuk menampung semua prodak porang.

“Porang semakin banyak dan semakin luas. Makanya, kita juga Insya Allah akan berusaha bisa bantu mereka semacam untuk pengembangannya,” paparnya.

Di tempat yang sama, Supporting Program Budidaya Tanaman Porang Kabupaten Sukabumi, Kustiawan mengatakan, saat ini para petani di Kabupaten Sukabumi sudah mulai menanam.

“Untuk bibit porang ini, memang dulunya di Sukabumi itu banyak di hutan-hutan. Bahkan dari provinsi lain suka beli dari kita. Bahkan, sekarang untuk luasan tanaman porang di wilayah Kabupaten Sukabumi sudah mencapai puluhan hektare,” kata Kustiawan.

Pada 2013 silam, ujar Kustiawan, di Kabupaten Sukabumi sudah terdapat ada pabrik chip porang. Bahkan, dirinya juga mengaku sudah bekerjsama dengan Amiko Japan.

Namun yang menjadi persoalan pada saat itu, karena selama tiga tahun para petani sering main bolang ke hutan untuk mencari bibit porang, tanpa dilakukan budidaya.

“Makanya habis dengan sendirinya. Berbeda dengan daerah Jawa, mereka melakukan budidaya, sehingga jaminan pasokan pada pabriknya normal. Karena pabrik itu harus tercukupi terus. Nah dengan adanya budidaya itu, mereka tercukupi.

Untuk itu, kami dari Yayasan Darussalam pernah memberikan bibit porang kepada para petani, untuk ditanam. Karena memang pada tanaman porang ini yang mahalnya itu pada bibitnya. Saya berharap kedepannya mereka bisa menyiapkan bibit sendiri,” bebernya.

Kustiawan menambahkan, potensi cuan budidaya tanaman porang dinilai sangat menggiurkan. Bahkan, untuk kebutuhan pangsa pasar pada tanaman porang ini, untuk ekspor ke beberapa negara.

Diantaranya, Negara Korea, Jepang dan Negara China. Namun, untuk sisi bisnisnya pada tanaman porang itu, Sukabumi harus melalui Negara Vietnam dan Thailand.

“Kalau berbicara porang, sebenarnya Sukabumi itu lebih awal. Makanya, saya bersama tim dan petani sangat agresif sekali agar para petani di Sukabumi bisa semangat dalam budidayanya.

Sekarang itu, sedang memasuki masan panen porang. Nah, untuk ekspor porang dari Sukabumi dalam perbulannya bisa mencapai 80 ton atau lima sampai 10 truk,” pungkasnya. (Den/ADV)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *