BLT Tidak Merata Bupati Sukabumi ‘Turun Gunung’

Bupati Sukabumi, Marwan Hamami saat hendak mendiatribusikan paket sembako untuk warga terdampak Covid 19 di wilayah Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah.

SUKABUMI – Bantuan sosial untuk warga terdampak virus corona atau Covid 19, belum merata di Kabupaten Sukabumi. Hal ini, dapat diketahui saat Bupati Sukabumi, Marwan Hamami melakukan belusukan ke pelosok daerah di Kabupaten Sukabumi, tepatnya di wilayah Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah, Minggu (17/5).

Untuk memaksimalkan pendistribusian paket sembako ini, Marwan telah menggandeng salah satu komunitas traill yang ada di Sukabumi. Ini dilakukan sebagai salah satu upaya pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi agar paket sembako tersebut dapat diterima oleh warga yang membutuhkan.

Bacaan Lainnya

“Kita ingin mengetahui fakta dan kondisi warga yang sebenarnya. Makany, kita menyerahkan bantuan ini secara langsung kepada warga yang benar-benar membutuhkan.

Ternyata masih banyak warga yang membutuhkan, tetapi tidak menerima bantuan sosial saat pandemi Covid 19 ini,” jelas Marwan kepada Radar Sukabumi, Minggu (17/5).

Warga yang membutuhkan ini, sambung Marwan, seharusnya dapat terdeteksi oleh RT, RW dan pemerintah desa hingga pemerintah kecamatan.

Karena, pihaknya meyakini tidak mungkin bila warga yang sudah didata, tidak mendapatkan bantuan sosial. Apalagi, bantuan sosial pada saat pandemi Covid 19 ini, terdapat sembilan pintu.

“Iya, faktanya mereka tidak mendapatkan bantuan salah satu pun. Padahal, bantuan dari pemerintah itu ada sembilan pintu. Makanya, kami berinisiatif langsung turun ke masyarakat dengan menggunakan traill bersama komunitas adventure,” imbuhnya.

Tidak meratanya bantuan sosial dari sembilan pintu ini, ujar Marwan, terjadi karena terdapat kesalahan mengenai proses pendataan warga.

Selain itu, lokasi ibu kota kecamatan desa tersebut, juga berada di seberang gunung yang memerlukan waktu lama. Bahkan, ruas jalan untuk sampai ke pemukiman warga, juga sangat sulit. Karena, jalannya sangat terjal dan berliku.

“Pendataan yang harus dicermati sehingga bantuan ini dapat didistribusikan tepat sasaran. Jangan sampai warga yang benar-benar membutuhkan tidak mendapatkan bantuan, tetapi warga mampu malah mendapatkan bantuan. Ini jelas sangat keliru,” paparnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *